Badung – Even Bali Jagadhita Culture Week diharapakan bisa mendorong transaksi pasar khususnya terhadap pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM agar terus berjalan dan semakin menggeliat.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bali Trisno Nugroho, mengatakan berkaca dari Pandemi sektor yang tetap bisa bertahan di tengah anjloknya sektor pariwisata adalah sektor UMKM.
Karenanya, BI mendukung Pemerintah untuk semakin menggeliatkan UMKM yang ada di Bali.
Trisno Nugroho menilai tantangan UMKM saat ini adalah dalam akses pemasaran khususnya yang terkait dengan digitalisasi.
“Saya berharap dengan adanya event seperti ini UMKM dapat terus menggeliat dan transaksi pasar juga semakin ke arah yang positif,” katanya menegaskan saat bersama Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati membuka Bali Jagadhita Culture Week III dengan tema Sinergi Bangkit Bersama UMKM Bali Go Digital dan Go Global, di Discovery Shopping Mall-Kuta, pada Jumat (4/11/2022).
Pada kesempatan itu, Wagub Bali Cok Ace, juga mengharapkan bagaimana UMKM tetap semangat, tangguh dan mandiri serta berkelanjutan untuk membangkitkan roda perekonomian Bali yang mengalami keterpurukan di tahun sebelumnya.
Mantan Bupati Gianyar ini mengapresiasi semua pihak terutama Bank Indonesia atas inisiasinya dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut.
Pengalaman telah membuktikan bahwa Bali yang selama ini selalu mengandalkan sektor pariwisata, namun sangat rentan dari berbagai hal yang menyebabkan terjadinya guncangan terhadap sektor pariwisata terlebih dalam Pandemi Covid-19 ini.
Dari berbagai pengalaman tersebut, beberapa periode menghadapi berbagai tantangan, untuk itu UMKM merupakan satu sektor kekuatan ekonomi yang sangat tangguh dibandingkan dengan sektor lainnya tatkala sektor pariwisata mengalami penurunan, namun UMKM tetap bergeliat dan eksis.
Keberhasilan Indonesia dalam pemulihan ekonomi nasional tidak terlepas dari peran penting pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Dimana tercatat sebanyak 99% lebih pelaku usaha adalah UMKM dengan kontribusi sebesar 60% terhadap PDB nasional dan menyerap tenaga kerja sebesar 97%, namun demikian UMKM masih diberlakukan sebagai ekonomi subsisten, dimana 99,6% pelaku usahanya adalah Usaha Mikro.
Untuk itu beberapa rekomendasi dari lembaga kajian, Indonesia perlu menciptakan lapangan kerja menengah yang berkualitas melalui pengembangan inovasi, membangun kemandirian UMKM.
Selain itu, menciptakan wirausaha-wirausaha baru, yang unggul dan inovatif, yang terus dilakukan dengan ekosistem usaha yang baik melalui pengembangan kewirausahaan nasional dengan target 1 juta wirausaha mapan baru hingga tahun 2024.
Pemerintah terus mendorong UMKM agar terhubung kedalam ekosistem digital untuk memanfaatkan potensi ekonomi digital Indonesia yang diproyeksikan mencapai 450 triliun pada Tahun 2030.
Saat ini sebanyak 19 juta UMKM telah onboarding dan semoga angka ini terus tumbuh mencapai 30 juta pada tahun 2024.
Pemerintah juga memberikan privilege kepada UMKM yakni dengan alokasi 40% belanja Kementerian/Lembaga dan BUMN bagi UMKM. Diberikan ruang usaha sebesar 30% di sarana publik, perbaikan porsi kredit perbankan untuk UMKM menjadi 30% pada tahun 2024 dari saat ini baru mencapai 40%.
Guna mencapai hal itu pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, sehingga perlu adanya kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk ikut berperan dalam menumbuhkan dan memberdayakan UMKM Bali.
Pihaknya menyambut baik penyelenggaraan kegiatan ini dalam upaya sinergitas penyelenggaraan melalui kegiatan yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang searah juga dengan pelaksanaan Presidensi G20, Gerakan Bangga Buatan Indonesia, Gerakan Bangga Berwisata di Indonesia Saja.
Juga, selaras dengan Karya Kreatif Indonesia 2022 yang memberikan gambaran pada kita semua bahwa unggulan produk-produk pelaku UMKM Bali sudah terakselerasi dalam tatanan digotalisasi menuju go global,” pungkas Wagub Cok Ace.
Acara akan berlangsung dari tanggal 4-6 November diikuti 35 stand UMKM.***