Denpasar – Jalan tol dinilai sebagai solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan jalur lalu lintas Denpasar Gilimanuk yang cukup rawan kecelakaan dan kerusakan jalan.
Wacana perlunya jalan tol mengubungkan Denpasar dan Pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembarana terus bergulir bahkan kini dalam kajian Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
“Pembangunan jalan tol untuk ruas jalan Gilimanuk – Denpasar untuk menekan kecalakaan lalu lintas dan kerusakan jalan perlu kita pikirkan,” jelas Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) VIII Denpasar Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Miftachul Munir kepada wartawan, Jumat (31/1/2014).
Dikatakan, kerusakan jalan diakibatkan selain padat kendaraan juga beban jalan di ruas Gilimanuk-Denpasar sepanjang 140 kilometer semakin berat.
Hal itu disebabkan, populasi arus kendaraan besar seperti bus dan truk muatan barang dengan tujuan Denpasar hingga ke Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur turut memberi andil kerusakan jalan.
Karenanya, wacana jalan tol direspons positif dan segera dibahas dituangkan dalam renstra (rencana strategis) dan lakukan studi.
Ditanya sejauh mana realiasasi rencana tersebut, Munir mengatakan, akan sangat bergantung pada komitmen pemerintah Provinsi Bali dan kabupaten Kota karena menyangkut banyak aspek.
Seperti umumnya dalam proyek jalan tol maka ketersediaan lahan menjadi hal yang sangat penting untuk dipikirkan.
Pasalnya, jalan tol akan memakan banyak lahan untuk pembebasan tanah. Padahal, selama ini, pembebasan lahan masih dianggap faktor penghambat pembangunan infrastruktur jalan di Bali.
Kata Munir, pihaknya segera bertemu Bapeda Provinsi Bali guna mencari langkah-langkah terbaik dalam mewujudkan rencana besar tersebut.
“Kendala terbatasnya lahan, untuk jalan tol bisa saja nantinnya dibuat semacam koridor yang paralel dengan jalan arteri yang ada,” tutupnya. ***