Kabarnusa.com – Kondisi Made Ariani (52) dan anaknya Gusti Ayu Kade Ari Kurniawati (16), benar-benar memprihatinkan karena hidup dalam himpitan ekonomi lemah keluarga miskin di Kabupaten Jembrana, Bali.
Kesehariannya mereka berdua tinggal di gubuk yang tidak layak huni. Mirisnya lagi, gubuk tersebut merupakan bekas kandang babi. Dia menempati bekas kandang babi itu sejak tahun 2007 lalu.
Ariani tidak mempunyai pekerjaan tetap. Hanya buruh serabatan, itupun jika ada orang yang mau menggunakan tenaganya.
Jika tidak dapat pekerjaan, sering mereka hanya mengharapkan belas kasihan tetangga untuk sekedar bisa makan.
Yang lebih memprihatinkan menurut tetangganya Made Ariani terkadang juga mau makan nasi yang hampir basi.
”Saya disini juga menumpang. Tanah yang saya tempati milik orang lain. Rumah yang saya tempati juga bekas kandang babi. Tapi sudah tidak dipakai lagi,” ujar Ariani ditemui belum lama ini.
Sebelum ditempati, dirinya membersihkannya terlebih dahulu. Setelah bersih, kemudian dia tempati.
Semua perlengkapan tempat tidur dan almari juga dibantu dari keluarga pemilik tanah. Demikian juga terkadang diberikan pekerjaan mengasuh anak oleh pemilik tanah.
“Saya kadang-kadang jadi pemulung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,” tuturnya.
Bekerja serabutan, penghasilan janda ditinggal mati suaminya ini tiap harinya tidak lebih dari Rp 20 ribu. Namun kadang pula tanpa hasil.
Dia telah menikah secara adat Bali dengan almarhum suaminya Gusti Kade Todia sejak tahun 1994 lalu.
“Saya memang dari Jawa tapi sejak menikah dengan suami saya masuk Bali,” kata Ariani yang menjadi istri kedua ini.
Sebelumnya. mereka hidup berpindah-pindah, sampai akhirnya diberikan meminjam tempat di lahan milik keluarga suami dari Dewi Paron tersebut.
“Sebelumnya kami bertiga tinggal di gubuk ini. Namun suami saya sempat sakit dan sejak tiga tahun suami saya sudah tidak ada,” jelasnya.
Gusti Kade Todia suaminya sempat menderita sakit TBC dan meninggal tahun 2013 lalu. Anak semata wayangnya Gusti Ayu Kade Ari Kurniawati sudah tamat SMP dan kemungkinan tidak bisa melanjutkan sekolah lagi karena tidak ada biaya.
Dari pengamatan di sekitar gubuk Made Ariani memang tidak layak huni. Selain gubuk sudah compang camping juga kamar mandinya snagat darurat.
Sementara itu Lurah Lelateng Kade Suardana jutsru mengaku belum pernah menerima laporan terkait warganya itu.(dar)