Kabarnusa.com – Musibah yang menimpa seorang pemuda bernama Deni Julianto (21) asal Dusun Tetelan Desa Candikusuma Melaya Jembrana dua tahun lalu membuatnya tidak berdaya.
Anak nomor dua dari tiga bersaudara dari pasangan Nurhayati dan Ismianto (alm) tidak bisa berjalan karena menderita lumpuh. Kaki anak yatim ini juga terlihat kecil.
Menurut Nurhayati, kelumpuhan yang diderita anaknya itu lantaran terjatuh dari pohon kelapa saat mencari janur sekitar dua tahun lalu. Naas saat jatuh itu, mendekati ujian sekolah. Jadi praktis anaknya tidak bisa ikut ujian dan harus putus sekolah.
Paska jatuh, anaknya sempat dirawat di RSU Negara dan disarankan untuk dioperasi. Karena tidak memiliki biaya, mereka memilih berobat alternatif di Patoman Banyuwangi.
“Di sana kami hampir 8 bulan. Disediakan mes dan bayar Rp 6 juta. Itu juga hasil berhutang dan sampai sekarang belum bisa kami lunasi. Tapi meski sudah bayar mahal anak saya tidak juga sembuh,” katanya Selasa )8/12/2015).
Nurhayati juga menyayangkan pihak yang mengobati anaknya, tidak sejak awal bilang tidak bisa menangani anaknya.
“Hanya dipijat-pijat saja dua kali seminggu. Jika tidak bisa harusnya sejak awal bilang. Sampai 8 bulan kami di sana,” katanya.
Kemudian diputuskan anaknya dibawa pulang dan baru Senin kemarin mereka berniat mencoba usaha pengobatan medis lagi karena sudah mengurus kartu Indonesia Sehat.
Anaknya kata dia, sudah pernah mendapat bantuan kursi roda dari sebuah yayasan.
Nurhayati mengatakan sejak suaminya meninggal tahun 2007 lalu dia terpaksa menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja serabutan.
Selain membantu tetangga dia juga menjadi buruh di kandang ayam di wilayah desanya. Namun sekarang kandang ayamnya sudah tutup sehingga saya menganggur. Syukur kakaknya Deni sudah bisa kerja.
“Sekarang saya coba belajar jahit, sehingga juga bisa merawat anak,” tandasnya.
Nurhayati mengatakan dari pemeriksaan tim medis anaknya mengalami patah pada syaraf tulang belakang. Dia berharap anaknya bisa sembuh dan mendapatkan bantuan pengobatan.(dar)