Jelang KTT ASEAN, RI Bahas Pengangguran dan SDM Masuki MEA

6 April 2017, 18:05 WIB
FGD ASEAN
FGD jelang KTT ASEAN (foto: humas setkab)

JAKARTA – Deputi bidang Polhukam Sekretaris Kabinet (Seskab) Fadlansyah Lubis menegaskan sesuai arahan Presiden Joko Widodo berbagai masalah akan menjadi fokus bahasan seperti pengangguran, sumber daya manusia menyambut pasar ekonomi global dalam KTT ASEAN yang akan digelar dalam waktu dekat.

Hal itu disampaikan Kedeputian Falansyah saat membuka Focus Group Discussion (FGD) mengenai “Efektivitas Mekanisme Kerja Sama Regional ASEAN”, di Ruang Rapat Seskab Lantai 2 Gedung III Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Jakarta, Kamis (6/4/17).

Fadlansyah mengingatkan, kerja sama yang dihasilkan di ASEAN, seyogyanya kemudian membumi dan terimplementasi pada tataran yang jelas, apa yang harus dilakukan oleh para stakeholder, karena seluruh kerja sama ASEAN dalam konteks itu sesungguhnya semua kementerian ada tugasnya di situ.

“Tapi memang kemudian tidak feedback-nya yang langsung kepada Presiden,” ungkap Fadlansyah dilansir laman setkab.go.id. Sesuai arahan Presiden Jokowi, kata dia pada 2015 sebelum Indonesia masuk Masyarakat Ekonomi ASEAN sangat konsen terhadap banyaknya angka pengangguran.

“Jadi ketika persiapan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN, justru concern beliau itu pada persoalan mengatasi pengangguran dan kesiapan sumber daya manusia kita dalam menghadapi atau menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN,” ujarnya.

Arahan Presiden yang lain seperti peningkatan ekspor atau lainnya, tapi, lanjut Fadlansyah Lubis, yang utama digarisbawahi oleh beliau adalah fokus pada soal kesempatan bekerja SDM (Sumber Daya Manusia) kita, dan kesiapan SDM kita.

Diakui Deputi bidang Polhukam Seskab itu, ada arahan Presiden yang lain, seperti peningkatan ekspor atau lainnya. Tapi ia menegaskan, yang utama digaris bawahi oleh beliau adalah fokus pada soal kesempatan bekerja SDM kita, dan kesiapan SDM kita.

“Bahkan kalau perlu mendorong, mendorong SDM kita untuk bisa bersaing di ASEAN. Termasuk tadi Pak Wayan (Dari Kementerian Koperasi dan UMKM) menyampaikan bagaimana sih UKM-UKM kita,” ungkap Fadlansyah.

Menurut Fadlansyah, sesuai arahan tersebut, seyogyanya ditindaklanjuti dengan mengantisipasi begitu banyak kerja sama di ASEAN, dengan kebijakan yang konkret dari semua stakeholder-nya kemudian melaporkan kepada Presiden sehingga bisa menjadi satu keluaran sebagai kebijakan luar negeri Indonesia nantinya harus seperti apa.

“Contohnya ketika akan KTT ASEAN apa yang seyogyanya yang menjadi tuntutan kita. Apa yang harus menjadi goal yang harus dicapai oleh pemerintah kita pada setiap KTT yang ada ini,” tutur Fadlansyah.

Dia tidak memungkiri, jika selama ini memang slogannya Indonesia, meskipun kemudian tidak menjadi negara pertama tujuan investasi di ASEAN. Tapi ia mengingatkan, Indonesia itu selalu berperan dalam kerja sama regional di ASEAN.

“Jadi saya melihanya, terakhir ini kan berdampak pada Ease of Doing Business, bahkan Presiden konsen juga pada vocational training. Concern Presiden pada vocational training ini sejalan dengan menyiapkan SDM kita. Hal-hal seperti itu yang kita harus siapkan,” tutur Fadlansyah. (des)

Artikel Lainnya

Terkini