Ilustrasi (dok.KabarNusa) |
KabarNusa.com, Denpasar – Sejak dua hari ini eksodus warga meninggalkan Bali mulai terlihat dan diperkirakan puncaknya terjadi pada Minggu 30 Maret 2014 besok atau satu hari sebelum hari raya Nyepi.
Berdasar pantauan di lapangan, arus lalu lintas utamanya dari arah Denpasar ke barat atau tujuan Pelabuhan Gilimanuk, terlihat padat baik kendaraan roda empat pribadi maupun sepeda motor.
Banyaknya warga yang meninggalkan PUlau Bali juga bertepatan dengan libur panjang Nyepi.
CUkup banyak warga yang memilih meninggalkan Bali utamanya kaum pendatang dengan berbagai alasan seperti pilih berlibur pulang kampung bersama keluarga.
“Ya ingin pulang kampung saja, tahun lalu nyepi di hotel sekarang mumpung libur panjang ya liburan ke kampung halaman,” ujar Fitri Arie Dewi, warga asal Kabupaten Malang, Jawa Timur dihubungi Sabtu (29/3/2014).
Suasana layaknya lebaran terlihat ketika rombongan pemudik dari iring-iringan sepeda motor terus memadati arah barat atau menuju Pelabuhan Gilimanuk.
“Macet di Gilimanuk, tiga jam antre baru bisa nyebrang,” aku Fitri yang bekerja di perusahan ekspedisi dan kargo itu.
Fitri mudik ke Malang bersama keluarga dengan mobil Nissan Grand Livina itu mengaku memilih mengisi liburan Nyepi bersama kerabatnya di Jawa agar lebih berkesan dan punya suasana lain.
Hasan seorang pekerja di Denpasar lainnya juga pulang ke kampungnya di Bondowoso, ketimbang harus tinggal di rumahnya di daerah Sading kecamatan Mengwi.
“Saya H-4 sebelum Nyepi sudah pulang takut macet di pelabuhan,” katanya.
Diketahui, seluruh umat Hindu pada saat Nyepi juga ada yang pulang kampung halamannya di beberapa kabupaten di Bali.
Selama tapa berata penyepian, tidak hanya umat Hindu, warga lainnya juga dilarang keluar rumah, menyalakan lampu, membuat keributan yang dapat mengganggu kelancaran dan kekhidmatan ibadah Nyepi.
Saat Nyepi, Pulau Bali benar-benar bak kota mati pada Nyepi Senin mendatang saat umat HIndu melaksanakan tapa berata penyepian yang biasanya didahului dengan proses pawai dan pembakaran patung raksasa ogoh-ogoh pada malam pangrupukan. (rma)