![]() |
Bangunan sekolah yang longsor setelah diterjang longsor di Kupang Nusa Tenggara Timur |
KUPANG – Hujan deras yang mengakibatkan longsor membuat sebuah bangunan sekolah satu atap (Satap) Tunas Harapan di Kelurahan Manutapen, Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara (NTT) roboh pada Jumat 1 Februari 2019.
Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, namun kejadian pukul 09,00 Wita itu membuat dua ruang kelas gedung sekolah rusak parah yang menimbulkan kerugian material tidak sedikit.
“Ada satu ruang kelas dan satu ruang kantor sekolah yang terkikis dan roboh. Di dalamnya ada sejumlah perangkat berupa komputer dan laptot serta printer,” kata Kepala Sekolah Satu Atap Tunas Harapan Yonisius Nenabu kepada wartawan di Kupang, Sabtu (2/2/2019).
Longsor terjadi, akibat banjir dan hujan yang melanda daerah itu dalam sepekan terakhir. Air pun mengikis fondasi sekolah itu dan akhirnya ambruk. Dengan kondisi bangunan tersebut, para siswa diliburkan mengingat kondisi cuaca hujan dan angin kencanh masih terus terjadi.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak komite sekolah untuk meliburkan para siswa. Kami tak mau ambil risiko korban jiwa. Pemerintah diharapkan, segera melakukan aksi nyata membantu melakukan rehabilitasi sekolah atau pun tanggap darurat agar anak-anak tetap terus bisa bersekolah.
“Ada sebanyak 74 siswa yang sedang memepersiapkan diri untuk UNBK,” katanya. Dijelaskan, sekolah satu atap itu terdiri dari SD, SMP dan SMA. Jumlah siswa SMA sebanyak 134 orang dan 74 siswa diantaranya sedang persiapan menghadapi UNBK. Siswa SMP sebanyak 29 orang dan SD sebanyak 42 orang.
Untuk guru berjumlah 32 orang. Sekolah ini dibangun sejak 2010, dimulai dengan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) pada tahun 2019.
“Karena banyak peminat maka kemudian kami pisahkan untuk sekolah formal dan non formal, menjadi SD, SMP dan SMA. Tetapi untuk PKBM masih tetap berjalan hingga saat ini, mulai dari Paket A, B sampai C,” kata Yonisius.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi V DPRD NTT, Mohammad Ansor telah melihat langsung kondisi sekolah yang cukup sangat memprihatikan. Karena itu, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa para siswa tidak boleh putus sekolah.
“Kami akan menyampaikan kepada pemerintah dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTT, dan mengupayakan agar disediakan bantuan tenda darurat agar anak-anak kita tidak boleh berhenti sekolah,” ucapnya.
Ansor berjanji segera berkoordinasi dengan sejumlah dinas terkait untuk melakukan rehabilitasi dan relokasi sekolah itu karena berada di daerah aliran sungai yang rawan longsor.
“Ini daerah rawan longsor, bukan hanya lokasi sekolah ini saja tetapi rumah-rumah penduduk juga bisa terancam bahaya longsor,” tukasnya. Anggota Komisi V DPRD NTT, Winston Neil Rondo akan meminta pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan untuk segera membangun gedung kelas baru.
Meski demikian, dia meminta pihak sekolah untuk mau direlokasi karena lokasi saat ini sangat rentan longsor. Winston berharap siswa tetap dipersiapkan menjelang pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). (arh)