Juara Karate, Anak Buruh di Buleleng Ini Diundang Presiden Jokowi

17 Agustus 2017, 22:22 WIB

IMG 20170817 WA0123

BULELENG – Komang Sastrawan (13) alias Lolak menjadi salah seorang tamu kehormatan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke 72 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (17/8/2017).

Sastrawan yang lahir di Kabupaten Karangasem tinggal di Desa Tajun, Buleleng berssama keluarganya pasangan Wayan Sukarta (38) dan Kadek Manisyoni (39).

“Ya Senang sekaligus bangga. Anak saya yang berasal dari keluarga buruh, bapak dan ibunya buruh, diundang secara langsung oleh Bapak Presiden untuk bertemu di Istana Negara,” begitu ungkapan Manisyoni ditemui wartawan.

Manisyanoni menuturkan, anak kandungnya itu sudah terbang ke Jakarta, dengan menggunakan pesawat bersama sang pelatih Ketut Suanda, pada Selasa (15/8) pukul 05.00 Wita, dengan ditemani kakeknya.

Dia memang tidak perlu mengeluarkan uang untuk biaya transportasi sang buah hati, karena biaya itu sudah ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah. Hanya saja, perempuan yang dikaruniai tiga orang anak ini harus segera membayar hutangnya sebesar Rp 540 ribu.

Uang itu terpaksa didapat hasil meminjam uang tetangganya untuk membeli perlengkapan pakaian seperti jas, kemeja putih dan celana panjang hitam untuk Lolak. Pakaian-pakaian itu wajib dikenakan oleh putranya selama berada di Istana Negara.

Bagi orang mampu, uang senilai Rp 540 ribu itu mungkin tidak ada artinya. Namun bagi keluarga Manisyoni dan Sukarta, untuk mengembalikan uang sebanyak itu dalam waktu dekat merupakan hal yang cukup berat.

Maklum, keluarga kurang mampu ini hanya bekerja sebagai buruh serabutan di desa Tajun. Bahkan penghasilan mereka tidak menentu. Jika ada yang membutuhkan tenaganya, dalam sehari pasutri ini hanya mampu mengumpulkan uang Rp 80 ribu.

“Undangannya mendadak. Tidak punya uang untuk beli jas, baju dan celana. Jadi terpaksa ngutang dulu di tetangga,” ucapnya.

Prestasi diraih Lolak meski terbilang masih sangat belia, ia sudah mampu membuat nama Buleleng, Bali, bahkan Indonesia harum. Sudah 21 kali ia meraih juara dalam perlombaan karate, baik tingkat nasional maupun internasional.

Sejak pertama kali anaknya menggeluti dunia karate, Lolak sampai saat ini belum menerima beasiswa prestasi dari pemerintah.

“Tidak ada beasiswa yang diterima. Hanya saat meraih dua medali emas dalam kejuaraan Cuope Internasional de Kayl 2016 di Luxemburg pada 2016 lalu. Lolak memang sempat diberi uang oleh Bapak Bupati 15 juta, dari Pak Gredeg (Ketua Umum Pengurus Daerah Lemkari Provinsi Bali) 1.5 juta. Tidak ada beasiswa,” ujarnya.

Walaupun begitu, Manisyoni dan Sukarta selalu mengajarkan Lolak untuk tidak mengharapkan imbalan dari apa yang sudah ia capai. Pasutri ini selalu berpesan kepada anaknya untuk selalu fokus dalam berlatih, dan tidak pernah berhenti mengharumkan nama daerahnya.

Suanda sang pelatih, menjelaskan Kamis (17/8), Lolak mengikuti upacara bendera di Kementerian Pendidikan, sekaligus mengikuti pengarahan dan pendidikan karakter. Sedangkan keesokan harinya (18/8/2017) ia akan bertemu dengan Presiden di Istana Negara.

“Yang ke Jakarta itu empat orang. Atlet catur satu, Lolak satu, dari dinas pendidikan buleleng satu, dan saya. Di Senayan Lolak senang sekali. Karena tidak sembarang orang bisa masuk ke sana,” ucap Suanda.

Tentu saja, perasaan bangga bisa melihat Presiden secara langsung, merasakan pengawalan Presiden, bertemu dengan seluruh anak-anak berprestasi di seluruh Indonesia. (gde).

Artikel Lainnya

Terkini