Jubir Ahok Jarot Akui Kekalahan Pilgub DKI Jakarta

19 April 2017, 17:34 WIB

JAKARTA – Jubir Ahok-Djarot yang juga Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja J. Antoni menyatakan  dirinya siap mengakui kekalahan sebagai konsekuensi logis dari berdemokrasi.

Dikatakan, sebentar lagi TPS akan tutup, kertas suara akan dihitung dan semua relawan di lapangan akan terus bekerja memastikan tidak ada kecurangan. “Semua berkontribusi keringat untuk pemenangan Ahok-Djarot. Tidak ada yang bisa mengklaim paling berkeringat,” katanya, Rabu (19/4/17).

Dengan keterbatasan yang dia miliki telah berusaha berkontribusi keringat semaksimal yang mungkin saya lakukan. “Kalau tahu seberapa berkeringat saya, tanya istri saya. Jam berapa saya saban hari pulang ke rumah. Bagaimana waktu untuk keluarga selama 3-4 bulan terakhir,” tandasnya.

Diakui Antoni, dirinya sulit menerima bila Ahok-Djarot kalah. Namun bila direfleksikan lebih dalam lagi, Pilgub ini hanya merupakan konsekuensi logis kita menerima demokrasi sebagai cara kita mengelola bangsa.

Dalam demokrasi elektoral menang kalah adalah niscaya. Berbeda dengan sistem teokrasi seperti sistem khalifah dimana kekuasaan bersifat absolut, demokrasi mengizinkan rakyat secara reguler (5 tahun sekali) mengevaluasi (colon) pelayan mereka.

“Jabatan gubernur bersifat sementara belaka. Kekuasannya dapat dikritik dan dievaluasi,” katanya. Dalam konteks itu saya membuka ruang di hati dan pikiran untuk menerima kemungkinan jagoan saya kalah, sekali lagi sabagai konsekuensi belaka dari sistem demokrasi elektoral.

“Saya persiapankan diri untuk menjadi pemenang yang rendah hati dan pecundang yang legawa. Bismillah,” demikian Antoni. (rhm).

Berita Lainnya

Terkini