Jurnalis Alami Kekerasan saat Pengamanan Obor Asian Games, AJI Jambi Protes

4 Agustus 2018, 12:19 WIB
ilustrasi/net

JAMBI– Tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oknum pengamanan api obor Asian Games terhadap jurnalis Kompas TV Jambi Suci Annisa menuai kecamana Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Insiden terjadi Jumat (3/8) siang menimpa  Suci Annisa (28) yang mendapat kekerasan saat meliput arakan api obor Asian Games. Saat itu, korban berada di kawasan lampu merah Simpang Empat Museum Siginjai, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.

Annisa yang sedang melaksanakan tugas jurnalistik, dipukul di bagian ulu hati secara tiba-tiba, hingga dia mengerang kesakitan.

“AJI Kota Jambi mengecam keras tindakan kekerasan dan premanisme yang dilakukan oknum pasukan pengamanan api obor Asian Games terhadap Suci Annisa,” kata Ketua AJI Kota Jambi, M Ramond EPU dalam rilis, Sabtu (4/8).

Tindakan yang dilakukan oleh oknum pasukan pengamanan api obor Asian Games itu telah menciderai Undang-undang nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.

Pada Pasal 4l UU 40/1999 disebutkan bahwa negara menjamin kemerdekaan pers, dan pers nasional mempunyai hak untuk mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.

Ia menyebut, tindakan oknum itu sudah masuk kategori pidana, karena sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat kebebasan pers.

Sesuai Undang-undang Pers, ucapnya, setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan kegiatan jurnalistik dipidana penjara paling lama dua tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000.

Atas kejadian ini, AJI mendesak kepolisian dan juga pemimpin pasukan pengamanan api obor Asian Games agar melakukan pengusutan terhadap kasus kekerasan terhadap jurnalis ini.

“Asian Games akan diliput jurnalis dari puluhan negara. Jangan sampai kasus serupa terjadi, sehingga perlu kepada semua petugas di Asian Games mengerti tentang kebebasan pers,” tegas Ramond.

Informasi dihimpun AJI Kota Jambi, Annisa bingung mengaku mengapa dirinya dipukul oknum berseragam itu.

Padahal dia meliput kegiatan ini dari pagi sampai harus berlari-lari dari satu titik ke titik lainnya. Dia sudah meminta kepada oknum petugas agar jangan bertindak kasar.

Meski dirinya menjelaskan sebagai jurnalis sedang melakukan peliputan namun oknum petugas itu menyebut tidak peduli dengan status Annisa.

Usai melakukan kekerasan,  oknum yang memukulnya langsung ditarik rekan-rekannya sesama pengamanan.

Selain aksi pemukulan, ada juga oknum pengamanan mendorong fotografer Tribun Jambi, Aldino, sehingga hampir terjatuh. Aldino hampir jutuh beserta kamera yang dipegangnya.

“Kami mengecam semua tindakan kekerasan terhadap jurnalis ini. in harus diusut, jangan sampai dibiarkan menguap,” demikian Ramond (*)

Berita Lainnya

Terkini