![]() |
Novel Baswedan/net |
YOGYAKARTA – Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) meminta kepolisian bisa menangkap pelaku penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan dan bisa mengungkap motif dibalik aksi penyerangan keji itu.
Kahmi DIY menilai, salah satu sebab lahirnya gerakan reformasi adalah karena adanya kejahatan korupsi di Indonesia yang sudah sangat akut, dan perlu disikapi.
“Reformasi menyadarkan kita bahwa pemberantasan terhadap korupsi merupakan prasyarat untuk menghadirkan Indonesia yang adil dan makmur sebagaimana dijelaskan dalam pertimbangan UU No 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,” terang Koordinator Presidium Kahmi DIY H. Khamim Zarkasih Putro dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/4/17).
KPK adalah salah satu manifesto perlawanan terhadap kejahatan korupsi yang dibangun dalam konteks tersebut.
“Novel Baswedan adalah bagian utama dari lembaga KPK, oleh sebab itu, penyiraman air keras oleh oknum yang tidak bertanggungjawab kepada Novel Baswedan merupakan bentuk penyerangan terhadap gerakan anti korupsi dan itu berarti serangan terhadap spirit reformasi,” ujarnya.
Melihat hal tersebut, Kahmi DIY menyatakan sikap pertama mengutuk keras perbuatan penyiraman air keras terhadap saudara Novel. Yang kedua, meminta kepolisian untuk segera menangkap pelaku serta mengungkap motif di balik perbuatan tersebut sampai tuntas.
“Ketiga kami mmeminta Presiden agar turut bersikap tegas memastikan tuntasnya kasus ini,” tukasnya dalam pernyataan sikap yang ditandatangani juga Sekretaris Suhartono. Sikap keempat, mendoakan kesembuhan Novel serta Mendukungnya untuk tetap melakukan pemberantasan korupsi di Indonesia bersama KPK.
“Kelima menghimbau kepada seluruh elemen bangsa Indonesia untuk bersatu padu melawan segala bentuk upaya pelemahan terhadap gerakan anti korupsi,” demikian Khamim. (des)