Yogyakarta – Memasuki periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, PT Kereta Api Indonesia (Persero) resmi menaikkan persneling operasionalnya.
Terhitung mulai 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026, KAI bersiap menghadapi lonjakan trafik penumpang yang diprediksi melesat hingga 8,9 persen.
Tidak tanggung-tanggung, raksasa transportasi rel ini mengalokasikan total 45 juta tempat duduk untuk memastikan mobilisasi masyarakat di seluruh Indonesia berjalan mulus.
Upgrade Prasarana: Dari Rel R54 hingga 2.000 Personel Tambahan
Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menegaskan, kesiapan tahun ini bukan sekadar rutinitas. KAI melakukan ‘tune-up’ besar-besaran pada sisi prasarana demi menjamin keselamatan tingkat tinggi.
Upgrade Material: Penggantian rel sepanjang 84.000 meter dari tipe R42 ke R54 yang lebih kokoh.
Komponen Vital: Penggantian 150 unit wesel dan penguatan ballast (balas) untuk stabilitas jalur maksimal.
Man Power: Penambahan lebih dari 2.000 petugas di garda depan operasional.
“Kami meningkatkan perjalanan kereta sekitar 3 persen untuk mengimbangi lonjakan trafik. Fokus utama kami adalah layanan prima dan target zero accident,” ujar Bobby saat apel gelar pasukan di Yogyakarta, Kamis (18/12).
Dari total 45 juta kursi yang tersedia, 3,5 juta di antaranya didedikasikan untuk Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ).
Menariknya, KAI berkolaborasi dengan Kementerian Perhubungan memberikan insentif diskon 30% untuk 1,5 juta kursi kelas ekonomi jarak jauh—sebuah langkah strategis untuk meringankan kocek wisatawan.
Untuk memastikan mesin-mesin besi ini bekerja optimal, KAI telah melakukan ramp check ketat pada seluruh rangkaian.
Di wilayah Daop 6 Yogyakarta saja, sebanyak 34 lokomotif dan 314 kereta telah dinyatakan lolos inspeksi dan siap tempur.
Yogyakarta sebagai destinasi favorit mendapat perhatian khusus. Daop 6 meningkatkan frekuensi perjalanan dari 25 menjadi 35 KAJJ per hari. Keamanan pun diperketat dengan menyiagakan 342 personel gabungan (Polsuska, TNI, dan Polri).
Selain itu, aspek kesehatan tidak luput dari pantauan. Tersedia 3 pos kesehatan yang terintegrasi dengan 51 rumah sakit mitra. Jadi, jika terjadi kondisi darurat, tim medis siap melakukan evakuasi dengan cepat ke fasilitas kesehatan terdekat.***

