KabarNusa.com – Kekalahan PDI Perjuangan dalam proses politik di parlemen lebih disebabkan karena kegagalan mereka dalam membangun komunikasi politik dan bukan karena ulah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
“Saya kira PDIP tidak serta merta harus menyalahkan, itulah yang tepat nasihat bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,” kata Wasekjen DPP Partai Demokrat Ramadan Pohon kepada wartawan di Jakarta Sabtu (4/10/2014).
Pascakekalahan partai pemenang pileg 2014, saat pemilihan pimpinan DPR, hendaknya menjadikan PDIP belajar mawas diri.
Ketimbang terus menuding SBY yang menyebabkan kekalahan PDIP karena menutup komunikasi dengan ketua umum Megawati Soekarnoputri. Kondisi itu yang dinilai sebagai hambatan mendapat jabatan pimpinan DPR.
“Politik buang badan ini sangat tak produktif bagi pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla nanti maupun PDI Perjuangan dalam pertarungan politik parlemen,” sambungnya.
Ketimbang terus menyalahkan SBY dan PD, lebih bagus PDI Perjuangan mawasdiri. Introspeksi dan perbaiki strategi.
Kata dia, betapa pun kekalahan PDI Perjuangan di empat sesi paripurna DPR merupakan pil pahit.
“Sejatinya, tak boleh, kalah politik itu permanen,” sambungnya.
Ramadan mengilustrasikan, politik seperti di Liga Inggris di mana salah satu klub yang kalah 4 kali berturut-turut. Biasanya, itu ganti strategi dan pelatih.
“Digantinya David Moyes dulu, ini musti pelajaran PDIP. Kalau nggak PDIP kalah permanen terus. Sehingga jika nanti kalah dan kalah lagi, nggak perlu menyalahkan pak SBY dan PD,” demikian Ramadan. (nar)