ilustrasi |
Kabarnusa.com – Ratusan
orang warga pesisir Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten
Jembrana, Bali dibuat tidak percaya dengan peristiwa yang dilihatnya.
Mereka
tidak menyangka, Gusti Ngurah Parwata (32), bisa
selamat dari maut. Padahal, dia terseret banjir di muara sungai
Yehembang, masuk ke laut hingga satu kilometer dari bibir
pantai.
Bahkan, lelaki bertubuh tinggi dan kekar ini sempat tidak
terlihat di laut lebih dari satu jam. Warga mengira dia tidak
bakalan selamat.
“Semua warga panik melihat kejadian itu,
terutama istrinya menangis histeris. Warga tidak ada yang berani
menolongnya karena dia (Parwata) terlalu di tengah dan banjir di muara
sangat deras,” terang Ketut Nama (36), saksi mata yang melihat
kejadian itu.
Namun setelah hampir satu jam tidak terlihat
di tengah laut, tiba-tiba tubuh Parwata terdampar di bibir pantai di
barat muara dengan posisi terlentang.
Mengetahui hal tersebut,
warga langsung mendekatinya. Warga mengira Parwata tewas. Namun
alangkah terkejutnya warga, melihat Parwata masih hidup dan masih
sadar.
”Kami sama sekali tidak menyangka dia akan selamat. Karena
secara logika tidak mungkin bisa selamat setelah terseret banjir
dimuara sungai hingga masuk ke laut hingga satu kilometer. Dia sudah tidak
kelihatan, dia sudah tenggelam,” ujar Nama yang dibenarkan warga
lainnya.
Menurut nama, peristiwa tersebut terjadi Sabtu (21/3/2015) pukul 17.00 Wita, bertepatan dengan Hari Raya Nyepi.
Saat
itu, Parwata dari rumahnya menuju muara sungai sambil memikul satu
kranjang rumput. Dia bermaksud memberi makan kerbaunya yang diikatkan di
kebun barat sungai Yehembang.
Sayangnya, saat itu sungai
Yehembang banjir besar dan arusnnya sangat deras. Namun Parwata tetap
nekat menyebrangi sungai itu karena takut kerbaunya kelaparan.
Warga
sudah memperingatkan agar jangan menyeberangi sungai. Hanya saja, korban nekat dan akhirnya terseret banjir hingga masuk ke tengah laut.
“Anehnya
meskipun sudah terseret banjir, dia masih mempertahankan rumput yang
dipikulnya,” tutur Nama.
Atas keajaiban dan mujizat itu, istri Parwata dan seluruh keluarganya sangat bersyukur dan tidak henti-hentinya bersujud.(dar)