KUPANG – Kecewa terhadap kebijakan partai yang mengangkangi mekanisme pencalonan bakal calon gubernur yang sedang diproses Ketua DPP Partai Golkar Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Ibrahim Agustinus Medah hengkang ke Partai Hanura.
Medah menegaskan dirinya sejak Kamis 24 Agustus sudah menyatakan mundur dari Partai Golkar sebagai buntut kekecewaan itu. “Mulai hari ini (Jumat 25 Agustus 2017) saya nyatakan menjadi anggota Partai Hanura,” tegasnya saat jumpa pers yang digelar DPD Hanura NTT di Kupang.
Dia menilai keputusan DPP Partai Golkar tentang penetapan bakal calon kepala derah atas nama kader Melki Laka Lena di luar mekanisme dan peraturan organisasi Partai Golkar.
Padahal menurut bekas Bupati Kupang dua periode itu, pemberian diskresi DPP kepadanya memimpin DPP Golkar NTT hingga tiga kali karena dipersiapkan menjadi calon gubernur di pemilihan kepala daerah 2018 mendatang.
Bahkan diskresi yang diberikan itu diikuti dengan penandatanganan pernyataan yang ditandatangani olehnya dan diketahui DPP.
“Isi pernyataan antara lain menyatakan saya akan meletakan jabatan jika kalah dalam pilgub. Nah sekrang DPP sudah putuskan calon lain maka saya memilih meletakan jabatan dan hengkang dari Golkar,” katanya.
Cara dan mekanisme yang diterapkan DPP Partai Golkar itu sudah melampaui mekanisme dan aturan yang ada. “Saya orang yang paling taat aturan dan memegang teguh mekanisme dan proses. Sehingga kalau ada yang melangkahi maka saya lawan,” kata bekas Ketua DPRD NTT itu.
Medah mengaku sudah menyampaikan surat permohonan resmi pengunduran diri ke DPP. “Apapun tanggapan DPP Partai Golkar saya sudah melangkah jauh di Partai Hanura,” katanya.
Soal kenapa memilih Partai Hanura, Medah mengaku tertarik dengan konsistensi dan komitmem partai itu dalam melaksanakan seluruh mekanisme penjaringan termasuk soal tahapan penjaringan bakal calon gubernur.
“Sejak proses pendaftaran, visi dan misi, survei dan penetapan. “Konsistensi terhadap mekanisme itulah yang saya butuh. Karena itu saya memilih Hanura,” katanya.
Ketua DPP Partai Hanura Adrianus Garu menyampaikan selamat datang bagi Ibrahim Agustinus Medah yang telah memilih partai Hanura untuk berjuang bersama memajukan kesejahteraan rakyat NTT.
“Pak Medah resmi menjadi anggota Hanura Indonesia. Jadi bukan hanya di NTT tetapi untuk Indonesia,” katanya.
Medah kata senator asal NTT itu, adalah guru politik derah ini dan dalam dirinyalah akan bisa bersama perjuangkan kesejahteraan rakyat. “Partai Hanura terbuka bagi siapa saja dan kader partai apa saja untuk bergabung demi memperjuangkan kesejahteraan rakyat,” katanya.
Terkait posisi yang akan diberikan Hanura untuk Medah, kata Andre sapaan akrab Adrianus menjadi kewenangan DPP. “Kewenangan ada pada Ketua Umum Hanura,” kata Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Hanura itu.
Terhadap kemungkinan Medah langsung diusung sebagai bakal calon gubernur dari Hanura, Andre mengaku masih terus berproses. Semua tahapan yang ada di Hanura mesti tetap dilakukan.
“Kita lihat saja prosesnya dan elektabilitas setiap calon yang ada. Semua calon yang mendaftar ke Hanura punya peluang sama termasuk saya yang juga mendaftar sebagai calon,” kata Andre.
Ketua Pembina Wilayah Bali NTB dan NTT Partai Hanura I Kadek Arimbawa mengatakan masuknya Medah ke Hanura diawali pertemuan bersama Ketua Umum di Jakarta.
“Pak Oesman sangat prihatin dengan kondisi yang dialami Pak Medah. Karena itu Pak Ketua Umum setujui pak Medah bergabung,” kata Senator Daerah Pemilihan Bali itu. Pak Ketua Umum, bahkan akan memberikan posisi bagi Medah sebagai pengurus di jajaran DPP Hanura.
Pernyataan hengkangnya Medah ke Partai Hanura juga dilakukan dengan seremoni penyerahan jaket dan kartu tanda anggota oleh Ketua DPP Hanura Adrianus Garu dan Ketua Pembina Wilayah Bali NTB dan NTT Partai Hanura I Kadek Arimbewa dan disaksikan Ketua DPD Hanura NTT Jimi Sianto dan Refafi Gah. (adi)