![]() |
ilustrasi |
Kabarnusa.com – Hanya gara-gara sorot lampu sepeda motor, kelompok pemuda dari dua desa di Jembrana, Bali terlibat bentrok di lapangan sepak bola. Peristiwa tersebut sebenarnya terjadi Minggu (22/2/2015) malam, namun tidak terendus oleh awak media dan aparat kepolisian.
Untuk menghindari bentrok susulan Camat Negara, Jumat (27/2/2015) berinisiatif memediasi dua kelompok pemuda yang bertikai tersebut.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, bentrok antara kelompok pemuda dari Desa Pengambengan dan Kelurahan BB Agung, Kecamatan Negara, terjadi di lapangan umum Negara, Minggu 22 Februari 2015, pukul 22.00 wita.
Peristiwa bentrok bermula dari kedatangan Agung Putra (26), pemuda asal Kelurahan BB Agung dengan seorang temannya ke lapangan umum Negara dengan mengendarai sepeda motor sekitar pukul 21.50 wita.
Kedua pemuda ini bermaksud mencari temannya yang biasa berkumpul di lapangan tersebut.
Setiba di lapangan itu, dua pemuda ini melihat enam orang pemuda sedang duduk-duduk di lapangan sambil bakar ikan.
Karena situasinya gelap, dua pemuda itu mengira enam pemuda yang bakar ikan tersebut adalah teman-temannya. Untuk menyakinkannya, Agung Putra kemudian mengarahkan sorot lampu motornya ke kelompok pemuda yang sedang bakar ikan tersebut.
Tidak terima disorot lampu motor dua orang dari enam pemuda yang sedang bakar ikan yang diketahui dari Desa Pengambengan itu menghampiri Agung Putra dan temannya. Cekcok puk tidak dihindarkan yang berujung Agung Putra didorong dua orang pemuda Pengambengan hingga jatuh.
Merasa kalah personil, Agung Putra dan temannya pulang ke BB Agung untuk mencari teman-temannya. Akhirnya sejumlah pemuda BB Agung datang ke lapangan Negara untuk menyerang kelompok pemuda Desa Pengambengan
Mengetahui kedatangan kelompok pemuda dari BB Agung tersebut datang menyerang dengan jumlah banyak, enam pemuda dari Desa Pengambengan tersebut memilih kabur ke desanya.
Takut dikejar terus, enam pemuda dari Desa Pengambengan tersebut menghubungi teman-temannya. Mereka berjaga-jaga di perbatasan desa untuk menghadang serangan pemuda dari BB Agung. Beruntung aparat desa setempat menenangkan kelompok pemuda dari desanya dan meminta membubarkan diri.
Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke Camat Negara oleh Kepala Desa Pengambengan. Akhirnya untuk menghindari bentrok susulan, masalah ini kemudian diselesaikan secara kekeluargaan di Kantor Camat Negara dengan mediasi Sekretaris Camat Negara, Jumat (27/2/2015).
Sekretaris Camat Negara Gusti Putu Anom Saputra, usai mediasi mengatakan, intinya dua kelompok pemuda yang bertikai tersebut sama-sama mengaku benar. Namun demikian mereka sudah sepakat damai dengan membuat surat perdamaian.
“Mereka sudah membuat surat pernyataan damai yang ditandatangani bersama-sama. Semoga kasus ini tidak terulang,” terang Anom Saputra.(dar)