Kabarnusa.com – Musim kemarau berkepanjangan di Kabupaten Jembrana, Bali mengakibatkan ribuan pohon cengkek mati akibat dilanda kekeringan.
Selain mengakibatkan, ribuab hektare sawah dilanda kekeringan, hingga tidak bisa ditanami, kemarau juga dirasakan petani Subak Abian/petani perkebunan di Bumi Makepung, Jembrana.
Para petani cengkeh di Desa Batuagung dan Desa Dangin Tukadaya, Kecamatan Jembrana, harus menanggung rugi, karena ribuan tanaman cengekehnya mati.
Padahal ribuan tanaman cengkeh itu merupakan tanam produktif sebelunya dan sudah sering menghasilkan.
“Tidak ada yang bisa diselamatkan, semua tanaman cengkeh mati akibat kemarau berkepanjangan,” terang Wayan Wisada, petani cengkeh Selasa (27/10/2015).
Mantan Kelihan Subak Gelar Sari Banjar Palungan Batu, Desa Batuagung, itu menuturkan, musim kemarau tahun ini terparah dan paling exstrim
Banyak petani, baik subak basah maupun subak kering jadi korban.
Di Desa Batu Agung dan Desa Dangin Tukadaya, sedikitnya ada 374 hektare lahan subak abian yang berisi tanaman cengkeh produktif.
Lantaran musim kemarau berkepanjangan 90 persen tanaman cengkeh mati.
Hal sama terjadi di Subak Abian Yeh Mekecir, Desa Dangin Tukadaya, hamparan kebun pertani yang tampak dari. perbukitan, tanaman cengkehnya terlihat merangas.
Kelian Subak Panceseming, Ida Bagus Komang Mudiastika menyatakan, dampak kemarau mengakibatkan sebagian besar lahan lahan subak yang luasnya mencapai 260 hektare tidak bisa berproduksi.
Tak hanya tanaman cengkeh yang mati, tanaman lain seperti coklat, bahkan kelapa banyak mati sehingga para petani merugi.(dar)