Kemendag Minta Daerah Jaga Stok dan Stabilisasi Harga Bapok Jelang Nataru

10 Desember 2019, 13:42 WIB
Staf Ahli Bidang Perdagangan Jasa Kemendag Lasmingsih didampingi Kadisperindag Bali Putu Astawa

Denpasar – Kementerian Perdagangan meminta pemerintah daerah terus menjaga ketersediaan stok dan stabilisasi harga bahan pokok (Bapok) menjelang libur panjang Hari Raya Keagamaan Natal dan Tahun Baru 2020.

Staf Ahli Bidang Perdagangan Jasa Kemendag Lasmingsih menegaskan hal itu saat menghadiri Rapat Koordinasi Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok Menjelang Natal dan Tahun Baru 2020 di Kantor Dinas Perdagangan Provinsi Bali, Renon, Denpasar, Selasa (10/12/2019).

Pada kesempatan itu, Lasminingsih menitipkan pesan dari Mantan Mendag Enggartiasto Lukito yang menyampaikan terima kasih kepada jajaran di provinsi. Kabupaten, kota dan tim ketahanan pangan yang bisa menjaga stabilitas harga balok dan keterangan selama beberapa tahun terakhir.

“Kegiatan ini kami apresiasi, hasilnya kerja bersama ini terlihat langsung dalam tiga tahun terakhir bisa mengendalikan ketersediaan dan harga bahan pokok,” tegasnya.

Terlabih saat sekarang menjelang Hari Natal dan Tahun Baru, maka diperlukan upaya terus menerus meningkatkan sinergi dan koordinasi untuk jaga kecukupan stok dan pasokan dalam rangka stabilitas harga,” jelasnya.

Berkaitan dengan kebutuhan bahan pokok, mengingati Bali sebagai destinasi pariwisata tentunya membutuhkan pasokan bahan pokok lebih dari hari biasanya.

Untuk itu perlu upaya menjaga harga dan ketersediaan pangan sehingga masyarakat tidak terbebani baik oleh kelangkaan dan harga yang melambung. Tentunya apa yang disampaikan Bank Indonesia tentang laju inflasi harus diantisipasi dengan baik.

Inflasi secara umum di Bali pada tahun 2019 sebesar 2,37 hal itu tak lepas dari sinergi dan koordinasi antar pemerintah dan pihak terkait yang sudah berjalan.

Diakui Lasminingsih, kecenderungan meningkatnya inflasi harga akibat bahan pangan pokok yang mengalami kenaikan seperti Komoditas cabe dan bawang yang mengalami musim kemarau panjang.

Disiai lain, periode rawan gejolak harga akibat tingginya permintaan masyarakat tergambar pada lebaran hingga akhir tahun yang relatif baik bisa dipenuhi.

Hal lainnya yang perlu diantisipasi ketersediaan bahan pokok khususnya daerah-daerah yang merayakan Hari Natal maupun daerah dengan penyumgang inflasi tinggi.

“Bali memang bukan daerah yang merayakan Natal namun harus dinngat banyak orang datang ke Bali untuk merayakan Natal dan Tahun Baru 2020,” katanya mengingatkan.

Sesuai arahan Mendag, kata Lasmini ada tiga hal yang harus dilakukan pemerintah daerah menjelang Nataru. “Agar daerah melakukan identifikasi kesiapan kecukupan bapok baik di pasar tradisional maupun ritel modern dan gudang Bulog,” tutur Lasminingsih.

Kedua, agar mewaspadai tantangan kondisi kekeringan yang cukup ekstrim yang mempengaruhi ketersediaan bapok. Ketiga, agar melakukan pemantauan harga dan pasokan bapok di daerah.

“Jaga kelancaran pasokan ke masyarakat dan keterjangkauan harga di pasar,” imbuhnya dalam acara yang dihadiri Kadisperindag Bali I Putu Astawa, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali Rizki Ernadi Wimanda, Satgas Pangan Polda Bali para pengusaha maupun sejumlah asosiasi. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini