Pembukaan Sport Development Indeks (SDI) di Karangasem |
KARANGASEM – Pemerintah Kabupaten Karangasem berharap Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bisa memfasilitasi terwujudnya bangunan stadion guna memajukan olahraga di kabupaten paling timur di Bali itu.
Kepala Disdikpora Kabupaten Karangasem I Gusti Ngurah Kartika mengungkapkan potensi Karangasem tidak kalah dengan Kabupaten/Kota lainnya di Bali. Untuk itu dalam rangka penguatan infrastruktur memajukan Pemerintah Daerah telah mengajukan proposal Pembangunan Stadion ke Pusat.
Pihaknya berharap, hal ini dapat segera terealisasi dan difasilitasi oleh pihak Kemenpora. “Kami merindukan adanya sebuah stadion di Kabupaten Karangasem,” ucapnya di sela pelaksanaan Sport Development Index (SDI) di GOR Gunung Agung Amlapura, Jumat (12/10/2018) pagi.
Di pihak lain, pihaknya berterimakasih kepada pihak Kemenpora yang telah memilih Kabupaten Karangasem sebagai sample di Provinsi Bali.
Dalam kesempatan sama, Kepala Sub. Bidang Pengembangan Pusat Kebugaran Kemenpora Sri Maryati menjelaskan, tujuan SDI menakar sejauh mana pembangunan bidang olahraga di Karangasem.
Dengan dilaksanakannya tes kebugaran, bisa mengukur kebugaran masyarakat di Karangasem. Apakah berada di tingkat bawah, sedang atau tinggi. Jadi dari hasilnya dapat dilihat apakah masyarakat Karangasem bisa dilihat bugar atau tidak.
“Untuk pelaksanaan SDI hari ini kami sudah mengundang 100 orang peserta. Diantaranya, 10 pelajar SD, 30 pelajat SMP, 30 pelajar SMA, 10 orang instrukstur senam, 9 guru olahraga 9 dan 11 orang pegawai staf Disdikpora,” sebutnya.
Kemenpora bekerjasama dengan Disdikpora Karangasem mengadakan tes pengukuran kebugaran masyarakat Indonesia atau Sport Development Index (SDI). Karangasem terpilih mewakili Bali untuk mengukur tingkat kebugaran masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Dari populasi masyarakat Indonesia yang ada, timnya akan mengambil responden sebagai sampel acak dari 34 kota di 34 Provinsi yang ada di Indonesia. “Satu kota diambil respondennya sebanyak 100 orang,” ungkapnya.
Ia menambahkan, jumlah responden atau index penelitian yang ada belum bisa mengukur tingkat kebugaran masyarakat Indonesia secara akurat. Dengan penelitian ini sudah bisa diukur pada level mana kebugaran masyarakat Indonesia. Dijelaskannya, ada beberapa item yang digunakan untuk mengukur Sport Index Development.
Yang pertama adalah jumlah tenaga olahraga yang ada dalam suatu kota. Kedua jumlah ruang publik untuk berolahraga. Ketiga, partisipasi masyarakat. Untuk mengukur partisipasi masyarakat ini, katanya, para responden akan dibagikan kuisioner dengan sepuluh item pertanyaan.
“Misalnya pertanyaan berapa kali seseorang berolahrga dalam seminggu,” paparnya. Keempat, mengukur volume oksigen yang ada di dalam tubuh responden. Salah satu cara untuk pengambilan data pengolahan melalui SDI yaitu dengan melakukan lari santai.
Kabid Organisasi Kemahasiswaan pada ASDEP Organisasi Kepemudaan dan Pengawasan Pramuka, Dr Jaswadi menambahkan, tes kebugaran ini memang renstra Kemenpora yang harus dicapai untuk menjawab bagaimana tingkat kebugaran masyarakat.
Karena dengan tingkat kebugaran masyarakat yang baik,akan menghasilkan prestasi yang baik. “Mudah-mudahan kedepannya dengan mengetahui tingkat kebugaran yang baik, akan ada dampak positif mengelola kebugaran dengan baik,” imbuhnya.
Harapan lainnya, jika tingkat kebugaran masih rendah, ditemukan solusi bersama bagaimana meningkatkannya. Jika sudah tinggi, selanjutnya dicarikan solusi bagaimana meningkatkan sarana dan prasarana olahraga yang ada.
Ia menegaskan, apabila masyarakat sudah berolahraga tentunya terhindar dari penyakit dan aspek-aspek negatif lainnya. “Dengan membudayakan olahraga, kami optimis, hal ini dapat meningkatkan prestasi Indonesia baik itu level Regional, Nasional maupun Internasional,” tuturnya. (rhm)