Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok, BI Bali Imbau Masyarakat Belanja secara Bijak

Menyusul kenaikan harga kebutuhan pokok Bank Indonesia mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam berbelanja.

19 Maret 2024, 13:32 WIB

Meski begitu, pihaknya berkeyakinan, jika melambungnya harga-harga saat ini, perlahan akan kembali normal atau stabil seiring datangnya musim panen.

“Menurut hemat kami, bulan Maret dan April, sudah mulai masuk masa panen menurut saya, harga bahan-bahan panen sudah bisa turun,” tandas Erwi Soeriadimadja.

Dalam paparannya Deputi Kepala Kantor Bank Indonesia Porvinsi Bali, I G. Diah mengungkapkan, ekonomi Bali pada triwulan IV 2023 tumbuh menguat pada 5,86% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 5,36% (yoy).

OJK Bali Terus Optimalkan Perluasan KUR Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Berkelanjutan

Disebutkan, Level pertumbuhan ekonomi Bali ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan nasional yang tumbuh sebesar 5,04% (yoy) dan menempati peringkat 6 (enam) dari 34 Provinsi di Indonesia.

Dari akomodasi, makanan, dan minuman pangsa 20,34 persen, tumbuh tetap tinggi seiring peningkatan kunjungan wisatawan, namun melambat akibat base effect. Kemudian, pertanian 14,06 persen.

“Tingginya pertumbuhan LU Pertanian sejalan dengan masuknya periode panen raya padi, perikanan tangkap, perairan umum daratan, dan budidaya,” ungkap Diah Utari.

OJK Dorong Akselerasi Peningkatan Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah di Bali

Sementara, transportasi pangsa 9,85%, meningkat seiring dengan penambahan frekuensi dan rute penerbangan domestik maupun internasional

Pada sektor kontruksi sebesar 9,68%. Hal ini menguat seiring dengan penyelesaian proyek- proyek strategis sebelum pemilu 2024

Perdagangan meningkat seiring dengan peningkatan kunjungan wisatawan dan kebutuhan pendukung industry pariwisata.

Tingkatkan Integritas Sistem Keuangan dan Kepercayaan Masyarakat, OJK Terbitkan POJK Tata Kelola Syariah

Pangsa sekitar 9,11% Sementara dari sisi pengeluaran (YoY), konsumsi rumahtangga sebesar 51,95 %,. “Tumbuh positif meski melambat dari Tahun sebelumnya seiring dgn kenaikan harga beberapa komoditas pokok,” ungkapnya.

Investasi menguat didorong oleh peningkatan investasi bangunan untuk fasilitas penunjang pariwisata. Pangsanya sebesar 29,28%

Dia menilai, proyek investasi mempunyai daya dorong terhadap perkeonomian Bali. Investasi PMDN, memperkuat jasa, hotel, restoran, dan rumah sakit, termasuk jasa penanaman modal asing.

Inflasi Balinusra Lampaui Nasional, Peran BUMD dan Kerja Sama Antar-Daerah Dioptimalkan

Ini mendorong peningkatan sektor jasa dan penambahan lapangan kerja dan memberi daya ungkit di masyarakat,” tandasnya lagi,

Dengan demikian, arget pertumbuhan ekonomi di Bali yang di dalamnya ada sektor pertanian,p erikanan, hortikultura termasuk transportasi diperkirakan mencapai 5,8 persen, ini lebih tinggi dari perekonomian nasional.

Pada kesempatan sama, Advisor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Butet Linda H. Panjaitan menambahkan, semakin banyak merchant di Bali yang merasakan manfaat QRIS sebagai alat pembayaran digital yang cepat, mudah, murah, aman dan handal.

BI Hadirkan Pengalaman QRIS Rp1 saat Masyarakat Bali Rayakan Galungan dan Kuningan

Akseptasi kanal pembayaran QRIS di Provinsi Bali terus tumbuh secara signifikan, hal ini terlihat dari bertambahnya jumlah merchant QRIS di Bali pada Januari 2024 mencapai 793.134 merchant atau tumbuh 30,0% (yoy) dibandingkan Januari 2023.

Jumlah pengguna QRIS di Bali pada Januari 2024 juga sudah menembus 1 juta pengguna atau tumbuh 58,5% (yoy) dari Januari 2023.

Jumlah transaksi Informasi QRIS pada Januari 2024 di Provinsi Bali juga meningkat signifikan hingga mencapai 21,7 juta transaksi atau tumbuh 636,9% yoy.

Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perusahaan Pembiayaan 2024-2028, OJK Perkuat Sektor Jasa Keuangan dan Edukasi Perlindungan Konsumen

Kemudian, Linda Panjaitan juga memaparkan, proyeksi kebutuhan uang dalam program Bank Indonesia yang menggelar acara kick off kegiatan semarak Ramadhan dan Berkah Idulfitri (SERAMBI) Serambi 2024 di Bali sebesar Rp3,27 Triliun.

Jumlah ini meningkat sebesar 1,6 persen (yoY0 dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar Rp3,22 Triliun,” sebut alumnus SMAN 1 Rembang Jawa Tengah ini.

LInda Panjaitan juga memaparkan proyeksi kebutuhan uang nasional secara spasial outflow peridoe Selama Ramadan dan Idul Fitri (RAFI) 2024 tertinggi di wilayah Jawa sebesar Rp119,9 Triliun atau 60,7 Persen.

“Sedangkan otflow terendah di wilayah Bali Nusa Tenggara sebesar Rp7,7 Triliun atau 3,9 persen, 7,7 Triliun,” imbuhnya.***

Artikel Lainnya

Terkini