Denpasar– Kabar melegakan datang dari sektor energi Bali. Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus menjamin ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi, yakni Pertalite dan Biosolar, akan aman dan mencukupi hingga akhir tahun 2025.
Penegasan ini sontak meredakan kekhawatiran publik di tengah terus bergeraknya roda perekonomian Pulau Dewata.
Sales Area Manager Retail Bali, Endo Eko Satryo, menyatakan optimisme tinggi.
“Kuota masih tersedia dan Insyaallah cukup,” tegasnya. Lebih lanjut, Endo bahkan memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi lokal:
“Tahun 2026 hampir pasti ada penambahan (kuota) karena kebutuhan mengikuti pertumbuhan ekonomi.”
Sinyal penambahan kuota ini menjadi angin segar, khususnya bagi sektor pariwisata dan UMKM yang sensitif terhadap fluktuasi pasokan energi.
Demi menjaga stabilitas, Pertamina mengklaim telah memberlakukan koordinasi harian yang super ketat antara Fuel Terminal (FT) Sanggaran dan IT Manggis.
Langkah ini memastikan distribusi harian tetap berjalan di atas angka normal 1.024 Kiloliter (KL). Namun, Fuel Terminal Manager Sanggaran, Muhammad Riduansyah, juga menyoroti tantangan dalam realisasi pasokan.
Meskipun pihaknya selalu mengupayakan stok penuh, penetapan akhir tetap mengacu pada nominasi dari kantor regional. Ia memastikan, “Satu tangki selalu kami pakai untuk pelayanan publik,” menjamin layanan esensial tetap terjaga.
Di sisi lain, kekhawatiran serius muncul dari pengamat yang meminta pengawasan ketat terhadap rantai distribusi. Alit Kelakan, dalam wawancara, secara keras menyoroti potensi “hilangnya” stok BBM di tengah jalan.
“Ada 5.000 KL, terlambat satu hari kok bisa kurang? Harus jelas ke mana perginya,” tekannya, menyiratkan perlunya transparansi total dalam penyaluran.
Ia menekankan dampak fatal dari kelangkaan BBM terhadap masyarakat dan bisnis.
“Kita tidak ingin masyarakat jadi korban. UMKM rugi, rumah tangga terganggu, semua habis waktu hanya untuk antre BBM,” cetusnya.
Untuk mencegah skenario terburuk, khususnya menjelang periode krusial Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026, Alit Kelakan memastikan akan segera berkoordinasi dengan Pertamina di Surabaya. Tujuannya tunggal: memastikan penambahan kuota dan optimalisasi stok demi kelancaran aktivitas ekonomi dan sosial di Bali.
Anggota Komisi VI DPR RI, I G.N. Kesuma Kelakan (Alit Kelakan), mendesak PT Pertamina (Persero) untuk segera meningkatkan layanan dan menjamin kecukupan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Bali. Desakan ini muncul menyusul adanya kelangkaan BBM yang sempat meresahkan warga Denpasar dan sekitarnya belum lama ini.
Alit Kelakan menegaskan, “Pertamina adalah BUMN yang tugasnya memberi pelayanan selain mencari untung.”
Ia meminta Pertamina menyiapkan strategi antisipasi ketersediaan stok, terutama di Fuel Terminal Sanggaran, untuk menghadapi potensi gangguan distribusi akibat cuaca ekstrem.
Selain cuaca, masalah keterbatasan armada mobil tangki juga menjadi penyebab utama. Saat ini, Pertamina masih membutuhkan tambahan 15 mobil tangki untuk kelancaran pengangkutan.
Meski proses pengadaan sedang berjalan dan diprediksi 4 unit akan tiba akhir tahun ini, politisi PDIP Bali itu meminta solusi cepat dan menuntut agar kasus sulitnya warga mendapatkan BBM tidak terulang kembali.
“Banyak yang dirugikan kalau BBM sampai tidak ada. Selain usaha kecil tak jalan, kondisi ini menggangu pariwisata yang menjadi salah satu tulang punggung ekonomi Bali,” ujar Alit Kelakan.
Sebagai respons cepat, Pertamina Patra Niaga mencatat bahwa pada Selasa (18/11) telah dilakukan peningkatan pengiriman Pertamax dari rata-rata harian normal 1.024 KL menjadi 1.561 KL, sebuah peningkatan signifikan sebesar 52 persen, untuk memulihkan stok.
Menanggapi masalah armada dan stok, Alit Kelakan menegaskan pihaknya akan membawa permasalahan ini ke tingkat Pusat.
“Saya juga akan minta informasi dengan rekanan yang mengadakan mobil tangki ini, di mana kendalanya,” janji Alit Kelakan.
Solusi yang ditekankan adalah bahwa Pertamina harus mampu menjaga stok BBM yang cukup di terminal pengisian agar pelayanan tetap terpenuhi meskipun terjadi gangguan pengiriman akibat cuaca.
Selain itu, ia juga meminta Pertamina mengantisipasi ketersediaan BBM secara khusus menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. ***

