![]() |
Massa mendatangi Hotel Aston Denpasar hendak menemui Ustaz Abdul Somad |
DENPASAR – Sejumlah organisasi massa menolak kedatangan ustaz Abdul Somad yang akan berceramah di Bali karena menilai pemikiran ustaz kondang itu mendukung khilafah yang bisa membahayakan keutuhan NKRI.
Massa tergabung Koalisi Rakyat Bali (KRB) diantaranya dari Perguruan Sandi Murti, Garda Nasionalis Patriot Indonesia, langsung menggeruduk Hotel Aston Denpasar, tempat ustaz Abdul Somad (UAS) menginap, Jumat (8/12/2017).
Mereka hendak mengklarifikasi kebenaran dan meminta kejelasan, sikap UAS yang dianggap berkhianat dengan mendukung sistem negara khilafah sebagaimana banyak beredar video ceramahnya di YouTube.
Salah satu pendemo Ketut Ismaya bakkan dengan lantang mengusir UAS, agar segera meninggalkan Bali karena pemikiran dan gagasannya dianggap mengingkari NKRI.
Selain itu, UAS dinilai melanggar kesepakatan sebelumnya yang dibuat dengan panitia penyelenggara, pihak pengundang, kepolisian dan kelompok yang menolak ulama asal Riau itu.
![]() |
Massa mendatangi Hotel Aston tempat perwiara meningkat |
Menurutnya, sebelum mengisi ceramah, UAS diminta untuk menyatakan sumpah dan ikrar kebangsaan di rumah tokoh Perguruan Sandi Murti Ngurah Harta, namun hal itu tidak dilakukan oleh UAS sehingga membuat nereka kecewa.
Mereka juga menyodorkan bukti dalam bentuk beberapa video yang kemudian viral di Media Sosial. Sikap penolakan mereka karena menuding UAS berada dalam barisan pendukung aksi 212 di Jakarta.
“Kami bukan melarang perayaan Maulid di Masjid, tetapi menolak Abdul Somad, sebagai personel yang mendukung khilafah,” tukasnya.
Sementara itu, situasi semakin tegang setelah massa berpakaian serba hitam yang datang bertambah banyak dari sebelumnya. Kepolisian dan masing-masing dikumpulkan untuk mediasi antara pihak penyelenggara dan pihak penentang UAS.
Negosiasi pertama tidak membuahkan hasil, karena masing-masing bersikukuh pada sikap dan pendiriannya. Beruntung, pada musyawarah kedua didatangi Kapolresta Denpasar Kombes Hadi Purnomo langsung meredam mereka agar tidak bertindak anarkis.
Akhirnya, pada mediasi kedua itu, berhasil dicapai titik temu dengan membawa UAS di hadapan massa dan petugas untuk bersama menyanyikan lagu Indonesia.
Setelah menyanyi bersama lagu kebangsaan Indonesia Raya, massa perlahan meninggalkan lokasi dan UAS mengisi pengajian dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, guna memenuhi undangan di beberapa masjid di Bali.