Kisah Pilu Nenek Sondri, Undang Simpati Dermawan

4 April 2015, 15:11 WIB
Rumah%2BSondri%2Bsebelum%2Bdibedah
Rumah Nyoman Sondri sebelum direhab

JEMBRANA – Masih ingat dengan Nyoman Sondri (90), warga  Banjar Yeh Buah, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali yang menjalani hidup penuh kepiluan karena harus berpindah-pindah lantaran rumahnya diterjang ombak dan terakhir tinggal digubuk reot.

Kini Sondri dan anak-anaknya sudah bisa tinggal di rumah lebih baik dan lebih layak dari sebelumnya karena kisah pilunya ternyata mendapat simpati dari dermawan dan membantunya. Sekedar mengingatkan, sejak menikah dia hidup nomaden dengan anak-anaknya.

Mereka juga pernah tinggal di pinggir pantai Penyaringan, Mendoyo. Namun sekitar 18 tahun lalu rumahnya yang terbuat dari bedek hancur diterjang gelombang pasang. Karena musibah itu dia dan anak-anaknya tidak punya tempat berteduh dan hidup nomaden.

Kemudian atas saran Kepala Desa Penyaringan saat itu, Sondri dan keluarganya direlokasi ke Banjar Yeh Buah, tepatnya di pinggir jalan Denpasar-Gilimanuk dan menempati tanah bekas jembatan. Di lokasi ini mereka membangun gubug kecil untuk tempatnya bernaung bersama anak-anaknya.

Namun sejak dibangun belasan tahun lalu, gubug itu belum pernah direhab, sehingga kondisinya reot dan rusak. Bahkan nyaris roboh. Melihat kondisi yang memprihatinkan tersebut, sejumlah dermawan menaruh simpati kepada nenek ini.

Dermawan yang tergabung dalam Komunitas Taman Hati (KTH) Denpasar dan
Komunitas Relawan Jembrana (KRJ) berkenan bembantu nenek ini dengan
merehab gubuk nenek itu, Sabtu (4/4/15).

“Gubuk nenek
Sondri kami bedah atas kepedulian banyak pihak melalui Komunitas Taman
Hati, kami dari Komunitas Relawan Jembrana sebagai pelaksananya. Kami
kerjakan secara gotong royong, sehingga cepat kelar dan nenek bisa
menempati tempat yang lebih layak,” jelas Ketua Komunitas Relawan
Jembrana (KRJ) Erdi Suradipradja.

Rumah%2BSondri%2Bsaat%2Bsedang%2Bdibedah
Rumah Nyoman Sondri setelah direhab

Selain bantuan bedah rumah, nenek Sondri akan menjadi atensi untuk bantuan sembako. Selama ini katanya kondisi rumah nenek sangat tidak layak dan beralas tanah, dan dengan kondisi bedek compang camping.

Kepala Desa Penyaringan Made Dresta dikonfirmasi, membenarkan kalau keluarga Nyoman Sondri memang termasuk KK miskin. Namun karena mereka tidak memiliki tanah hak milik untuk dibangun sehingga pihaknya tidak bisa mengusulkan untuk mendapatkan bedah rumah dari dana pemerintah ataupun dana stimulan.

Pihaknya menyampaikan apresiasi positif dan berterimakasih, ada pihak-pihak yang peduli kepada wargan dan memberikan bantuan bedah/renovasi rumah sehingga lebih layak. Bahkan Perbekel Penyaringan sendiri turun tangan bekerja bersama relawan dan tukang serta mengerahkan anak buah juga membantu untuk bedah rumah Nenek Sondri.

Desa Penyaringan katanya dari 2992 KK (9953 jiwa) yang masuk KK miskin 199 dengan 642 jiwa. “Kami usulkan secara bertahap untuk bedah rumah,” jelasnya. (dar)

Artikel Lainnya

Terkini