Kisah Transmigran Tabanan yang Berjuang di Konawe Selatan

7 Maret 2017, 17:46 WIB
Kunjungan%2BTim%2BMonev%2BTransmigran%2B%2B%2BKonawe%2BSelatan%2B%25283%2529
Sekda Nyoman Wirna Ariwangsa berikan bantuan transmigran di Konawe Selatan Sulawesi  (foto:humas tbn) 

KONAWE SELATAN – Akhir Desember 2016 lalu, Pemkab Tabanan melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi menggelar program Transmigrasi Umum. Saat itu, ada 47 jiwa yang menjadi pesertanya dengan daerah tujuan, UPT Roda, Kecamatan Kolongo, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Seperti apa kehidupan mereka sekarang?

I Made Suryawan, salah seorang transmigran asal Banjar Tuakilang Baleran, Desa Denbantas, Kecamatan Tabanan ini sudah tiga bulan memulai kehidupan barunya di daerah transmigrasi. Tepatnya di UPT Roda, Kecamatan Kolongo, Kabupaten Konawe Selatan.

Tepat pada 3 Desember 2016, Suryawan memulai lebaran hidupnya yang baru dengan menyandang status sebagai seorang transmigran. Waktu itu, dia berangkat bersama 46 jiwa lainnya ke tempat tinggalnya sekarang. Di tempat itulah, dia mengisi kesehariannya dengan aktivitas bercocok tanam.

“Kami sangat berterima kasih kepada Pemkab Tabanan dan Pemkab Konawe Selatan. Sebab, kami akhirnya bisa mengikuti program ini (transmigrasi) dan ditempatkan di daerah yang relatif strategis dan subur,” ujar Suryawan saat berjumpa dengan Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) dari Pemkab Tabanan, Minggu (5/3/17).

Tim Sekda Kabupaten Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tabanan I Putu Santika bersama jajarannya, Kepala Dinas Pertanian I Nyoman Budana, Kepala Badan Rumah Sakit Umum Daerah (BRSUD) Kabupaten Tabanan dr I Nyoman Susila, dan Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Tabanan I Putu Dian Setiawan.

Bagi para transmigran, kedatangan tim monev ini tak ubahnya seperti pertemuan saudara yang telah lama tidak berjumpa. Sekalipun kedatangan tim tersebut dalam rangka dinas. Dalam pertemuan itulah, berbagai cerita sukses meluncur dari para pengakuan para transmigran. Salah satunya Suryawan.

Dia mengaku, sudah tiga bulan dirinya menggarap lahan. Saat ini, dirinya sudah semakin betah karena hasil cocok tanamnya yang berupa jagung dan kacang-kacangan sudah tumbuh subur. Selain itu, kedatangan itu juga disambut dengan hangat oleh penduduk di sini. Dan, perhatian dari Pemkab Konawe Selatan juga cukup baik.

“Kami akan pulang (ke Tabanan) membawa cerita sukses,” tutur Suryawan dengan nada optimis kepada rombongan Tim Monev yang saat itu didampingi oleh pihak Pemkab Konawe Selatan.

Kunjungan Tim Monev ini sendiri bertujuan untuk melihat secara langsung kehidupan masyarakat yang mengikuti program Transmigrasi Umum. Dan, yang terpenting adalah merangkum masukan dan usulan dari para pesertanya.

Sekda Wirna mengapresiasi dan terharu mendengar dan melihat keuletan saudara-saudara Tabanan yang tengah mengadu nasib di daerah transmigrasi tersebut. “Tapi selalu ingat jaga kesehatan dan kekompakan. Jaga nama baik Tabanan, Bali. Karena Bali sudah sejak lama dikenal sebagai pekerja yang ulet dan rajin,” kata Sekda Wirna Ariwangsa berpesan.

Dari tatap muka itu juga, Tim Monev juga berharap kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Konawe untuk memperhatikan persoalan kebutuhan air bersih yang masih sulit diperoleh warga transmigran. Ini merupakan salah satu permasalahan yang terungkap dalam kesempatan tatap muka tersebut.

“Memang sudah disiapkan sumur penampung air. Namun pemanfaatannya belum maksimal karena airnya tidak bisa dipakai MCK (mandi, cuci, kakus). Serta kami memohon agar dibuatkan alternati untuk energi listrik yang belum bisa terlayani oleh PLN,” imbuh Sekda Wirna.

Selain menjaring masukan secara global, kedatangan Tim Monev Transmigran ini juga memantau aspek resiko kesehatan serta melakukan tindakan apa yang diperlukan. Seperti yang dijelaskan dr Nyoman Susila. Dari penjelasannya, ada 15 kepala keluarga yang ada di lokasi transmigrasi tersebut.

Dari kelompok itu, lima orang di antaranya balita dan satu orang anak. Dari jumlah balita dan anak itu, seorang di antaranya terdeteksi Pneumonia atas nama Komang Ayu Dian dengan usia satu setengah tahun. Itu terdeteksi sesuai hasil rontgen.

Cuma masalah, penyakit itu tidak dikontrol karena jarak untuk memperoleh pelayanan kesehatan relatif jauh. Belum lagi masalah biayanya. “Karena itu kami juga mengedukasi ibunya agar mengobatinya dan memberikan informasi obat apa yang diperlukan,” jelas dr Susila.

Menurut keterangan para transmigran, sambungnya, UPT Roda yang menjadi tempat mereka bermukim terletak 70 kilometer dari Kota Kendari. Sehingga, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lengkap terkendala faktor jarak.

Jangka pendek penanganan anak yang terkena Pneumonia itu adalah dengan menyiapkan obat pertolongan yang cukup. Begitu juga dengan obat-obatan untuk penyakit yang mungkin sering terjadi. “Solusinya, Posyandu harus diintensifkan dan koordinasi melalui telepon dengan dokter untuk mengatasi masalah kesehatan,” jelas dr Susila.

Hal penting lainnya, para transmigran juga diberikan informasi dan pemahaman bagaimana mengurus Kartu Indonesia Sehat (KIS). Sebab, sejauh ini para transmigran belum memiliki jaminan sosial. “Tapi tadi sudah diusulkan agar mereka bisa mendapatkan KK dan KTP sehingga mereka bisa mendapatkan KIS,” jelas dr Susila.

Masih di kesempatan yang sama, Tim Monev berkesempatan mengunjungi areal pemukinam warga, memberikan penyuluhan hidup sehat, serta mengunjungi lahan garapan mereka. Di akhir acara dilakukan penyerahan bantuan bibit tanaman hortikultura seperti saturan, cabe, terong, tomat, melon, dan semangka. Selain itu diserahkan juga uang tali kasih sebagai dana awal suka duka krama.

Sebelum mengunjungi lokasi, tim monev diterima Wakil Bupati Konsel Arsalim dengan penuh kekeluargaan di ruang kerjanya didampingi beberapa organisasi perangkat daerah terkait dan dua tokoh masyarakat. Dalam sambutannya, Wabup Arsalim sangat mengapresiasi keberadaan transmigran asal Bali, khususnya Tabanan yang telah bersama-sama memacu pergerakan roda perekonomian Kabupaten Konawe.

“Kami mengakui keuletan dan kerajinan warga transmigran selama ini. Toleransi antarumat beragama di Konawe Selatan sangat baik. Dan, kami berharap kebersamaan ini semakin dipupuk kebersamaan ini. Suatu saat kami dari Pemkab Konawe Selatan akan berkunjung ke Tabanan,” imbuh Arsalim. (gus)

Artikel Lainnya

Terkini