Kita Bisa Pulih! Narkotik Anonimus (NA) Tawarkan Jalan Pemulihan Tanpa Batas

Organisasi nirlaba berbasis komunitas, Narkotik Anonimus (NA), hadir menawarkan secercah harapan dan jalan pemulihan efektif bagi pecandu.

6 Desember 2025, 08:50 WIB

Denpasar – Di tengah tantangan krisis kecanduan yang terus menghantui masyarakat, organisasi nirlaba berbasis komunitas, Narkotik Anonimus (NA), hadir menawarkan secercah harapan dan jalan pemulihan yang efektif.

Melalui kegiatan “Kita Bisa Pulih: Pengenalan Narkotik Anonimus (NA) untuk Media” di Denpasar pada Jumat (6/12/2025), NA Indonesia membagikan pesan kuat tentang pemulihan yang bisa dicapai oleh siapa saja.

NA, dibentuk di California, AS pada tahun 1953 berdasarkan model “12 Langkah” Alcoholics Anonymous (AA), adalah program dukungan timbal balik di mana anggotanya saling belajar cara menjalani hidup bebas narkoba. Program ini berfokus pada penghentian total dari segala jenis obat-obatan dan bekerja berdasarkan prinsip spiritual “12 Langkah & 12 Tradisi”.

“Kehadiran secara teratur pada pertemuan NA memicu keinginan untuk pulih dan mendorong pendatang baru untuk berhenti menggunakan narkoba dan menjalankan program NA,” ujar PR NA Indonesia, Nita Purna Kusuma.

Secara global, NA telah menjangkau 141 negara dengan lebih dari 70.000 pertemuan setiap minggunya di seluruh dunia (data 2018). Di Indonesia, pertemuan NA dimulai sejak tahun 2000 di Jakarta dan Bali, dan kini telah berkembang menjadi 14 area di berbagai kota.

“Perkumpulan NA Indonesia” resmi terdaftar sebagai badan hukum di bawah Kementerian Hukum dan HAM pada tahun 2020. NA Bali dan NA Jakarta juga rutin menjadi tuan rumah konvensi regional dan internasional.

Kisah pemulihan yang dibagikan anggota menjadi bukti nyata efektivitas program ini. Banyak anggota NA yang telah bersih selama puluhan tahun (dekade), kini menjalani kehidupan produktif, memiliki keluarga yang bahagia, dan berkontribusi kembali kepada masyarakat.

Salah satu kisah yang diceritakan mengungkapkan pergulatan batin: “Dia menginginkan apa yang dia lihat di dalam ruang pertemuan NA, tetapi dia takut kembali ke kehidupan lamanya apabila dia keluar dari methadone. Selama 10 bulan dia pergi ke pertemuan setiap harinya dan akhirnya dia bersih.”

NA mendasarkan pemulihan pada konsep bahwa kecanduan adalah “Penyakit Konsep” yang menyerang Tubuh (Paksaan fisik), Pikiran (Obsesi mental), dan Jiwa (Perasaan terputus dari manusia lain).

“Kecanduan berakhir di penjara, lembaga institusi, atau mati,” tegas Nita, mengingatkan tentang konsekuensi fatal dari kecanduan.

NA memiliki pesan inklusif yang kuat, sejalan dengan Tradisi ke-3 mereka: “Satu-satunya persyaratan untuk keanggotaan adalah keinginan untuk berhenti menggunakan narkoba.”

Ini berarti, NA terbuka untuk siapa saja yang ingin berhenti menggunakan narkoba, termasuk pecandu yang masih menggunakan (aktif).

Selain itu, kehadiran pada pertemuan tidak dibatasi oleh jenis narkoba yang digunakan.

Anggota membuat keputusan sendiri untuk bergabung dan pulih dengan kecepatan masing-masing.

NA juga menjadi solusi alternatif untuk mencegah penahanan berulang (re-cidivism). Banyak anggota yang pertama kali menerima pesan NA saat berada di penjara. Bahkan, anggota NA Bali secara rutin membawa pertemuan NA mingguan kepada narapidana di dalam penjara Kerobokan, memberikan kesempatan bagi mereka yang “Di Balik Tembok” untuk memulai hidup baru yang bertanggung jawab dan produktif.

Sebagai organisasi nirlaba, NA sangat menjaga kemandirian dan fokusnya, seperti yang tercermin dalam Tradisi ke-7 dan ke-10: Setiap kelompok NA harus mendukung dirinya sendiri dan menolak sumbangan dari luar, serta tidak memiliki pendapat tentang masalah luar atau terlibat dalam kontroversi publik.

Inti dari NA adalah menyampaikan pesan pemulihan kepada pecandu yang masih menderita, menjadikannya mercusuar harapan bagi mereka yang mencari jalan keluar dari kegelapan kecanduan. ***

Berita Lainnya

Terkini