KKP Targetkan Nilai Ekspor Udang dari Sambas Capai Rp720 Miliar

21 Oktober 2021, 00:00 WIB
AVvXsEjo0m tSPCa1jNkGxPlVFuiMFGeoruvqJWe3FQ hG9FJ5oY phkJMtU18Gl0FLm2EDhiJyVSNdqU qGclEYxY iUV6kFDaCOwaNBFjbEoc7JdJ7nmSnw2dbab6KV6FdE4Lka jvkxHnob5RNBwft9IhwCCDY BqsAWvjuD1YqXKflEODdXa F6w4SmbhQ
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong Kabupaten Sambas,
Provinsi Kalimantan Barat untuk menjadi salah satu daerah penghasil
udang berkualitas di Indonesia. /Dok. KKP

Jakarta-  Melalui kegiatan Klaster Daya Saing (KDS), Direktorat Jenderal
Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) menargetkan
ekspor udang dari Sambas mencapai 9.000 ton/tahun pada 2024 mendatang
dan menghasilkan nilai sebesar Rp720 miliar per tahun.

Karenanya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat untuk menjadi salah satu daerah penghasil udang berkualitas di Indonesia. 

“Melihat potensi dan kemauan untuk maju para pembudidaya dan pelaku usaha di hilir yang ada di Sambas, serta dukungan Pemda, perbankan dan pemangku kepentingan lainnya saya optimis akan tercapai,” tegas Dirjen PDSPKP, Artati Widiarti dalam keterangannya, Rabu (20/10/2021).

Artati optimis setelah beberapa waktu lalu dia meninjau langsung lokasi kegiatan KDS di Desa Sebubus, Kecamatan Paloh. Dikatakannya, daerah ini menjadi titik awal percontohan model pengembangan KDS di Sambas yang nantinya akan direplikasi ke lokasi lain. 

Dia melihat kegiatan KDS telah mampu mendongkrak produksi usaha Koperasi Nelayan Paloh Jaya  yang semula 12 ton/tahun menjadi 132 ton/tahun dalam kurun waktu 2 tahun ini.

“Ini menjadi capaian dan berkah tersendiri bagi KKP yang akan berusia 22 tahun pada 26 Oktober 2021, hadirnya KKP di masyarakat menjadi stimulan dan semangat besar bagi daerah Sambas,” sambungnya.

Beranggotakan 130 orang, Koperasi Nelayan Paloh Jaya mengelola lahan tambak seluas 60.000 m2. Artati memastikan, selama ini KKP telah melakukan sejumlah kegiatan bersama koperasi seperti bekerjasama dengan BNI guna memfasilitasi akses pembiayaan KUR senilai Rp1 miliar hingga April 2021.

KKP juga mendorong kemitraan usaha antara koperasi dengan perusahaan penyedia sarana produksi perikanan dan pengolahan udang sebagai offtaker. Tak hanya itu, KKP menyalurkan bantuan berupa sarana pasca panen untuk sortasi ukuran udang.

“Kita lakukan kegiatan mulai dari hulu dan hilir untuk kegiatan KDS ini,” jelas Artati.

Direktur Investasi Ditjen PDSPKP, Catur Sarwanto memastikan KKP akan melakukan kegiatan lanjutan KDS di tambak intensif udang vaname, Koperasi Nelayan Paloh Jaya, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. 

Kegiatan tersebut diantaranya fasilitasi program pembiayaan usaha dan sarana pasca panen, pengaktifan 9 petak atau 22.500 m2 lahan tambak dan perluasan shrimp millenial sebanyak 12 bak dalam rangka pemberdayaan masyarakat, termasuk eks TKI. 

Perwakilan pengurus Koperasi Nelayan Paloh Jaya, Ilham Sehan mengaku merasakan manfaat dari kegiatan Ditjen PDSPKP KKP tersebut. Menurutnya, bantuan Pemerintah berupa sarana dan prasarana pasca panen bisa membantu menjaga mutu udang produksi.

“Sangat bermanfaat, karena udang dari koperasi tetap baik hingga masuk cold storage,” ujar Ilham.

Peerintah Daerah Kabupaten Sambas memastikan dukungannya dalam pengembangan KDS. Seperti yang disampaikan Plt. Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sambas, Uray Heriansyah, 

“Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas mendukung kegiatan pengembangan Klaster Daya Saing berbasis komoditas udang ini dan nantinya akan bersinergi untuk mereplikasi ke lokasi lainnya di daerah Kabupaten Sambas”.  

Lebih lanjut Uray menuturkan bahwa Pengembangan Klaster Daya Saing Udang memberikan dampak positif bagi masyarakat Sambas

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut Indonesia bisa menguasai pasar udang dunia. Hal ini didasarkan kontribusi Indonesia terhadap pemenuhan pasar udang dunia rata-rata sebesar 6,9 persen dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini