Kabarnusa.com – Adanya akses informasi dan teknologi yang demikian pesat memungkinkan warga bisa mengangkat potensi dan sumber daya di desa atau wilayah mereka agar bisa diketahui masyarakat luas.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Karangasem I Gde Ngurah Yudiantara telah menyiapkan website Kominfo, yang bisa dipakai wadah bagi warga untuk menyampaikan informasi tentang potensi di miliki di tempat tinggalnya.
“Saat ini semua sudah bawa ponsel dan bisa lebih diangap penting dari pada dompet. Harus dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi,” kata Yudiantara di sela pelatihan jurnalistik untuk warga di Karangasem belum lama ini.
Dicontohkan, waga bisa meginformasikan, bagaimana untuk menjaga karang agar tak rusak akibat diinjak wisatawan.
Selain itu ia berjanji mewadahi karya-karya pewarta warga dalam pameran pembangunan Karangasem tahun depan yang akan dikoordinir Kominfo.
Ia menyebut proses pembangunan memang tersendat karena sampai bulan ke-8 ini penyerapan anggaran baru 30% sehingga berdampak ke warga.
Senada dengan itu, Perbekel Desa Purwakerthi I Wayan Sentanu Artana menambahkan keterlibatan warga memajukan desa sangat penting.
Kata dia, saat ini, tidak bisa menutup mata dan telinga tentang informasi.
“Pewarta warga ini peluang untuk memajukan desa,” sambungnya.
Dia mencontohkan Ni Wayan Sepi, remaja desa yang beberapa tahun dikenal dunia berkat foto tentang kondisi rumah dan memenangkan lomba foto internasional di Belanda.
Ia dan keluarganya dibawa ke Belanda dan membuat buku tentang pengalamannya.
Kini, Sepi sudah bekerja setelah awalnya merasa tak mampu mengakses pendidikan tinggi dan keahlian menulis.
Apalagi, potensi desa tersebut dikenal dunia hingga ratusan turis datang ke kawasan dengan keindahan bawah laut dan pemandangan laut dengan latar belakang Gunung Agung di Jemeluk.
KIni, belasan warga memulai usaha, pendokumentasian desa mereka secara mandiri dalam Pelatihan Jurnalisme Warga yang mengambil tema Nyegara Gunung. Mereka adalah utusan tiap dusun di Desa Purwakerthi, Kabupaten Karangasem.
Selain Kadus, peserta beragam latar belakang seperti nelayan, guru PAUD, pelajar, guide, dan lainnya.
Karena itu, warga bisa lebih tajam dan jernih menuliskan persoalan desa dalam bentuk tulisan atau foto.
Rangkaian pelatihan ini dilaksanakan desa, Sloka Institute, Conservation International Indonesia, dan AJI Denpasar. (gek)