Komitmen Muhammadiyah Kukuhkan Islam Berkemajuan di Indonesia

31 Juli 2016, 14:58 WIB

DENPASAR – Sebagai salah satu organisasi sosial keagamaan
terbesar di Indonesia Muhammadiyah tetap berkomitmen mengukuhkan Islam
berkemajuan di Tanah Air.

Mantan Ketua Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah Provinsi Jawa Timur periode 2010-2015 Prof Dr Thohir Luth
menekankan tiga hal dalam berjuang.

Pertama bagaimana membangun komitmen kedua militansi dan ketiga itu tulus ikhlas.

“‎Saat
ini, Muhammadiyah berkomitmen mengukuhkan Islam berkemajuan di
Indonesia,” tegas Thohir dalam Halal Bi Halal di SD Muhammadiyah 1
Denpasar Minggu (31/7/2016).

Menurutnya, ada dua komponen penting dalam menegakkan Islam berkemajuan.

Pertama iman dan taqwa (Imtaq) dan kedua ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

Dua hal penting itulah sebagai alat perjuangan bagi umat untuk mewujudkan Islam berkemajuan di Indonesia.

“Kalau
di organisasi lain ada yang mendorong Islam Nusantara, maka jangan
dihadap-hadapkan dengan Islam berkemajuan,” sambungnya dalam Halal Bi
Halal mengambil tema “Memperteguh Ideologi Muhammadiyah Berkemajuan”‎. 

Ketua
PD Muhammadiyah Kota Denpasar, H Husnul Fahmi menambahkam, kegiatan itu
untuk memperkuat tali persaudaraan sesama anggota Muhammadiyah.

Dia mengajak warga Muhammadiyah terus memperkuat ukhuwah, meningkatkan keharmonisan dan kekompakan.

“Kejadian
yang kita lihat di televisi di luar Bali, hendaknya dijadikan contoh
agar tak terjadi di Bali,” kata Fahmi mengingatkan.

Sedangkan
Wakil Pimpinan Muhammadiyah Provinsi Bali, H Hendi Gundo Wibowo kembali
menegaskan karakter kepemimpinan organisasi Muhammadiyah.

Kekuatan organisasi terletak pada pemimpinnya. Menjadi penting di tubuh Muhammadiyah pimpinan agar bergerak dinamis.

“Bergerak atau tidaknya organisasi tergantung pimpinannya,” ucap Hendi.

Menjadi seorang pemimpin di tubuh organisasi besar macam Muhammadiyah juga harus sadar akan dinamika yang terjadi.

Pemimpin, harus memiliki integritas dan komitmen.‎  Ucapan dan tindakan pemimpin harus berjalan lurus.

“Para
pimpinan tidak hanya sekadar bicara, tapi minus tindakan. Sekadar
berteori tanpa aksi. Kita harus bergerak seoptimal mungkin berangkat
dari komitmen dan idealisme tinggi,” ucapnya. (kto)

Berita Lainnya

Terkini