Komunitas Parkour Mulai Digemari Kaum Muda di Bali

30 Juli 2017, 13:39 WIB

DENPASAR – Kaum muda di Bali kini mulai tertarik mempelajari gerakan Parkour yang bagi sebagian orang awam dianggap berbahaya dan bisa menimbulkan cedera. Namun, bila dilakukan dengan tepat bisa menciptakan suatu seni berpindah tempat yang indah dan aman.

Ketua Komunitas Parkour Bali Ida Bagus Tantra mengungkapkan, Parkour bukanlah sebuah kompetisi seperti olahraga pada umumnya yang ada hanya jammning (latihan bersama).

“Dalam Parkour tidak ada kompetisi karena Parkour lebih mengedepankan kebersamaan dalam setiap latihannya,” ujarnya sharing session, Sabtu (29/7/2017) di Pelataran Parkir Eiger Adventure Flaship Store Seminyak Bali.

Tantra akrab disapa Gus Tantra memaparkan sejarah berkembangnya Parkour yang berawal dari Benua Afrika hingga bisa berkembang di Bali.

Parkour awalnya ditemukan seorang tentara asal Ingris yakni George Herbert (27 April 1875-1957) yang melihat bahwa penduduk di Afrika bisa berpindah tempat dengan cepat dan tepat tanpa melukai diri merika.

Dari sanalah akhirnya George Herbert mengembangkan teknik parkour ke anak didiknya di camp militer dengan metode natural. Kemudian Raymond Belle (03 Oktober 1939-1999) seorang tentara Prancis pun juga menyukai parkour sebagai teknik dalam latihan militernya.

Hingga akirnya lewat David Belle (29 April 1973 – sekarang) mengenalkan teknik Parkour ke anak muda ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Komunitas Parkour di Bali mulai berkembang sekitara tahun 2009.

Kala itu peminatnya masih sedikit dan latihannya masih di sebuah rumah kosong yang tidak dihuni. Untuk masalah lokasi latihan, Komunitas Parkour banyak memanfaatkan ruang publik untuk latihannya seperti pantai, lahan kosong, taman kota, hingga tempat gimnastik.

“Di Bali sendiri pemerintah belum memfasilitasi sebuah Parkour Park untuk latihan Komunitas ini, kadang kami ditegur petugas keamanan karena meloncati pagar dan melakukan gerakan parkour di ruang publik,” ungkap Arif selaku Humas Parkour Bali.

Penikmat Parkour ternyata tidak hanya untuk kaum Adam saja. Kaum hawa pun banyak tertarik menekuni olahraga yang memacu adrenalin ini. Diah, salah seorang praktisi parkour bertutut bahwa dirinya mengikuti Parkour karena ingin menambah pengalaman baru dan tertarik dengan gerakannya yang indah.

Parkour Bali rutin mendelegasikan anggotanya untuk mengikuti kegiatan berskala regional, nasional bahkan internasional. Widio Putra salah seorang praktisi Parkour Bali kepada para peserta sharing session berbagai pengalaman saat dirinya mengikuti kegiatan berskala Internasional di Singapura bertajuk Lion City Gathering 2017.

Yos, sapaanya, pernah mengikuti kegiatan berskala internasional dirinya bisa menambah teman baru, trick dan gerakan parkour baru, dan informasi gathering internasional lainnya Komunitas Parkour Bali rutin melakukan kegiatan latihan regular setiap hari jumat malam di Lapangan Puputan Badung.

Latihan ini terbuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya. (gek)

Berita Lainnya

Terkini