TABANAN – Sejumlah musisi senior tergabung dalam komunitas Clasik Rock and Blues Tabanan (CRABT) “menggelar mini konser bertajuk “CRABT Humanity”, Sabtu Malam di Wantilan Dewarra, (2/9/2017).
Konser dimulai pukul 20.00 Wita dihadiri ratusan pencinta musik classic rock and blues serta para musisi senior dan yunior asal Tabanan. Musisi senior Ngurah Ari pemrakarsa terbentuknya CRABT, seiring waktu berjalan, usia mereka sudah hampir 50 tahun.
“Kami berharap kegiatan bisa memotivasi generasi muda dengan aliran atau genere musik apa pun, kami memulainya dengan nuansa kegiatan reunian, temu kangen dengan teman-teman lama,” katanya.
Mereka berkumpul bersama guna memotivasi generasi muda yang punya bakat musik dan setelah kumpul ternyata di Tabanan banyak musisi muda yang memiliki bakat yang luar bisa, terang Ngurah Ari.
“Kami tidak berhenti pada kegiatan hari ini saja, tetapi kedepan kami berharap muncul masukan-masukan khususnya di bidang seni dan musik. Mudah-mudahan acara ini turut membangkitkan gairah para musisi di Kab. Tabanan,” harap Ngurah Ari.
Ketut Yuda musisi senior asal Tabanan lainnya yang mendukung terbentuknya CRABT mengatakan, CRABT bukan sebatas Rock dan Blues tetapi nantinya bisa menjadi wadah komunikasi musisi lintas generasi.
Sebagai golongan “Jelita” (Jelang Lima Puluh Tahun) mungkin poyek ini bisa jadi cikal bakal bagi senior untuk membimbing generasinya, kemudian membuat event-event untuk membangun kreatifitas khususnya bagi remaja dan generasi muda Tabanan.
Walau berawal dari Kediri bukan berarti Kediri menjadi hal yang pokok, tetapi melalui konser CRABT Humanity kali ini pihaknya mau menyampaikan bahwa Tabanan juga bisa. “Tabanan punya nilai, Tabanan bisa menjual,” ucap Yuda.
Dengan semangat dan kreatifitas yang kita punya, nanti kita bisa tampil di kancah yang lebih besar lagi, hari ini dimulai dari kepanitian CRABT sebagai senior selanjutnya terus bergerak ke bidang-bidang lainnya, seperti kegiatan sosial budaya sehingga makna kegiatan kreatifitas bukan sekedar kumpul-kumpul.
Lebih dari itu, punya nilai tambah dan mampu memberi masukan yang lebih luas kepada masyarakat Tabanan. Mereka berkumpul antara senior dan yunior dan bermain musik kembali sehingga mengingatkan masa SMA.
“Dahulu suka jingkrak-jingkrak, tetapi saya tegaskan apapun bentuknya kita harus “feace”, jangan identikan rock dengan keributan, rock harus membawa kedamaian,” tegas Yuda.
Panitia Penyelenggara Gung Arya, kata dia sejumlah penggemar musik Classic Rock dan Blues menggagas terbentuknya sebuah wadah yaitu Clasik Rock and Blues Tabanan (CRABT) yang dideklarasikan bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI ke-72 pada tanggal 17 Agustus 2017 lalu di Wantilan Dewarra Tabanan.
Melalui mini konser yang perdana, kita sosialisasikan keberadaan CRABT ke kalangan yang lebih luas dengan embel-embel “CRABT Humanity” yang berarti kumpulan penggemar musik yang sejiwa.
Lewat gendre musik rock dan blues lawas, kehadiran CRABT bisa memberi warna baru dan membangkitkan kembali dunia musik di Tabanan apalagi dimainkan oleh sesama band asal Tabanan, dimana hal yang sama juga mulai tumbuh di daerah atau kota/kota lainnya.
Konser CRABT Humanity didukung Dewarra Wantilan Sport Center mendapat apresiasi dari ratusan penggemar music rock dan blues lawas untuk melihat penampilan grups band asal Tabanan antara lain God Stein, Atribute’90, Roxanne blues, Soud of Mine, dan dari CRABT sendiri dengan lagu-lagu lawas seperti Wasten sunset, Sweet Home Alabama, Cotton Field dan sebagainya. (*)