Kabarnusa.com – Kabupaten Jembrana, Bali, sejak sebulan belakangan ini menjadi rawan rabies. Tragisnya, Dinas Kesehatan setempat kehabisan stok Var. Akibatnya warga terpaksa membeli Var dengan harga yang cukup mahal.
Seperti yang dialami oleh tujuh orang warga Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali Jumat (27/3/2015).
Setelah mereka digigit ajik liar yang positif rabies, mereka ternyata kesulitan mendapatkan Var geratis.
Puskesmas setempat yang menangani tujuh warga korban gigitan anjing rabies ini mengaku kehabisan stok Var sejak sebulan lalu. Demikian halnya RSUD Negara juga tidak memiliki Var.
Agar tidak tertular rabies, para korban terpaksa merogoh kocek hingga ratusan ribu rupiah untuk membeli Var. Padahal ketujuh korban ini tergolong dari keluarga yang kurang mampu.
“Saya terpaksa meminjam uang Rp 350 ribu untuk beli Var karena di puskesmas tidak ada Var,” ujar Ni Ketut Budi Artini (42), warga setempat yang didigit anjing rabies pada bagian kakinya.
Menurutnya vaksin anti rabies tersebut dia beli di apotek. Namun dia membeli Var tersebut hanya cukup untuk suntik dua kali karena uangnya tidak cukup. Seharusnnya korban gigitan anjing rabie harus disuntin vaksin anti rabies sebanyak empat kali.
Katanya Var diberikan geratis pemerintah jika ada korban gigitan ajing rabies.
“Tapi saya kok beli. Harganya mahal lagi, untung saya dapat pinjam uang di tetangga kalau tidak, mungkin nenek saya sudah tertular rabies karena tidak bisa beli var,” tutur Nyoman Kaiwa, warga lainnya yang mengaku neneknya juga menjadi korban gigitan ajing rabies pada bagian betis kaki kirinya.
Sementara itu Kepala Desa Tukadaya Made Budi Utama saat dikonfirmasi mengakui jika tujuh orang warganya menjadi korban gigitan anjing positif rabies.
Dia juga membenarkan ke tujuh korban itu mengeluh sulit mendapatkan Var geratis dan harus membeli dengan harga cukup mahal.(dar)