KPU Bali Ingatkan Ogoh-Ogoh Tak Bermuatan Politis

19 Januari 2014, 06:49 WIB
Ogoh-ogoh mirip Anas yang sempat menuai kontroversi (dok.Kabarnusa)

Kabarnusa.com, Denpasar – Masih inget ogoh-ogoh mirip Anas Urbaningrum yang menuai kontroversi nah? agar kasus semacam itu tidak terulang Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali ancang-ancang meminta agar ogoh-ogoh dalam menyambut hari raya Nyepi tidak bermuatan kepentingan politis.

Hari raya Nyepi yang selalu disemarakkan pawai ogoh-ogoh jatuh pada 30 Maret 2014 memiliki tingkat kerawanan tersendiri karena berdekatan pelaksanaan pemilu pada 9 April 2014.

Untuk itu, Ketua KPUD Bali, Dewa Kadek Wiarsa Raka Sandhi berharap agar pawai ogoh-ogoh tak bernuansa politis.

Pihaknya berharap warga Bali memisahkan antara kepentingan agama dan politik. 

“Ogoh-ogoh merupakan representasi agama, sedangkan pemilu kepentingan politik. Saya harap pelaksanaan yang berdekatan itu jangan saling menunggangi,” ujar Dewa di Denpasar, Sabtu 18 Januari 2014.

Terkait hal itu, KPU akan berkoordinasi dengan instansi terkait yang memiliki kewenangan terhadap perhelatan pawai ogoh-ogoh seperti Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan instansi terkait lainnya.

Hal itu dimaksudkan agar ogoh-ogoh yang dibuat warga tak mencerminkan kepentingan politik tertentu yang bisa menimbulkan gesekan di lapangan.

Sebagai penyelenggara pemilu, diakui Dewa, tidak memiliki kewenangan melakukan pelarangan terhadap pelaksanaan pawai ogoh-ogoh.

“Biar MUDP, PHDI, pemerintah dan aparat keamanan yang membicarakan hal itu,” kata dia menambahkan.

Kata dia, KPU hanya sebatas mengimbau agar bentuk ogoh-ogoh yang dibuat warga tak mencerminkan kepentingan politik tertentu.

Warga dalam  berkreasi membuat ogoh-agar tetap netral dan jauh dari segala macam unsur politik. Dengan kata lain, jangan sampai ada yang menjadi korban atau memicu ketersingguhan  pihak tertentu dalam pembuatan ogoh-ogoh. .

Diharapkan, jalannya pesta demokrasi lima tahunan itu berjalan lancar, aman dan tertib.

Mengenai teknisnya seperti apa dalam pengaturan terkait pembuatan ogoh-ogoh, diharapkan pihak terkaiy duduk bersama membicarakannya. .

Diketahui, patung raksasa atau ogioh-ogoh itu dikenal warga Bali sebagai simbol butakala yang kehadirinnya sehari sebelum pelaksanaan Nyepi atau biasa disebut malam pengerupukan. 

 

Hanya saja, lantaran saat ini menjelang perhelatan ;politik dikhawatirkan ada patung ogoh-ogoh dimodifikasi untuk kepentingan politik tertentu yang bisa memantik reaksi dan ketersingguhan pihak tertentu. (kto)

Berita Lainnya

Terkini