KUD Tabanan Siap Bermitra Bulog untuk Beli Gabah Petani

15 Mei 2015, 14:47 WIB
Menurut Wirna, bila KUD diperankan lagi menangani pembelian gabah oleh
pemerintah, KUD di Tabanan siap melaksanakan karena sudah memiliki
pengalamanan.

Kabarnusa.com – Koperasi Unit Desa (KUD) di Kabupaten Tabanan, Bali siap menjadi mitra Bulog dalam pembelian gabah yang dihasilkan oleh petani.

Ketua Dewan Koperasi Pimpinan Daerah (Dekopinda) Kabupaten Tabanan Ir. Nyoman Wirna Ariwangsa mengungkapkan hal itu, Jum’at (15/5/2015).

“Di Kabupaten Tabanan ada 18 KUD. Dari jumlah tersebut 17 KUD di antaranya berpotensi menangani bidang pertanian. Dari 17 KUD bidang pertanian, 9 KUD  di antaranya masih aktif berperan aktif di bidang pertanian karena memiliki gudang dan lantai jemur gabah,” paparnya.

Menurutnya, bila KUD diperankan lagi menangani pembelian gabah oleh pemerintah, KUD di Tabanan siap melaksanakan karena sudah memiliki pengalamanan.

“Asal ada dukungan regulasi dan aturan yang jelas serta dibantu di bidang pembiayaan. KUD di Tabanan siap menjadi mitra Bulog dalam pembelian gabah petani,” katanya meyakinkan.

Disebutkan, 9 KUD yang sampai saat ini masih aktif melakukan pembelian gabah petani tersebut memiliki gudang dengan kapasitas penyimpanan sekitar 6 ribu ton gabah.

“Gudang yang ada belum bisa dimanfaatkan secara optimal karena gabah yang dibeli dari petani belum maksimal akibat keterbatasan dana yang dimiliki KUD,” ujarnya.

Wirna Ariwangsa yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)  Kabupaten Tabanan ini mengungkapkan, bila Bulog melibatkan KUD dalam pembelian gabah , selain mendekatkan pelayanan, bila ada masalah juga lebih mudah dipantau.

Wirna juga meyakini tidak akan ada persaingan antara KUD dengan Persatuan penggilingan padi (Perpadi)  karena KUD sendiri menjadi anggota Perpadi.

Terkait sinyalemen di beberapa daerah adanya pembelian gabah di bawah Harga Patokan Pemerintah (HPP) Rp 3.700 /kg, menurut Wirna Ariwangsa hal itu tidak terjadi di Kabupaten Tabanan.

Berdasarkan pemantauannya di lapangan, khusus di Kabupaten Tabanan, harga penjualan gabah kering panen sudah di atas HPP.

“Harganya berkisar Rp 3.900 – 4.200 per Kg. Bahkan gabah sehat (organik) yang diproduksi subak pelaksana program Gerbang Pangan Serasi (GPS) kerjasama denga Pemkab Tabana dibeli dengan harga Rp 6.000 per  Kg. Jauh di atas HPP,” terangnya.

Meski demikian, Wirna Ariwangsa mengakui di Tabanan masih banyak petani yang  tidak menjual gabah dalam bentuk gabah kering panen, tapi dalam bentuk padi di sawah dengan harga berdasarkan satuan luas sawah.

Hal ini menyebabkan  harga jualnya rendah karena pembeli juga harus memperhitungkan biaya panen dan transportasi. “Sehingga pada kasus ini,  harganya bila dikonversi menjadi sekitar Rp 3.500 per kg masih di bawah HPP,” katanya.

Untuk mengatasi hal itu, petani perlu menjual gabah kering panen dengan melakukan panen sendiri. Baik itu dengan melibatkan ska manyi/ kelompok panen maupun dengan melibatkan keluarga sendiri dalam memanen padi sehingga petani bisa menjual dalam bentuk gabah kering panen di atas HPP. (gus)

Berita Lainnya

Terkini