Kumpulkan Asosiasi Pengusaha, Presiden Jokowi Berkisah Merintis UMKM dari Nol

19 Juni 2019, 02:30 WIB
Presiden Jokowi bertemu dengan sejumlah asosiasi dan himpunan pengusaha di Indonesia/biro pers setpres

Jakarta – Presiden Joko Widodo menceritakan perjalanan bisnisnya menggeluti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berangkat dari nol atau modal usaha pas-pasan.

Kisah itu disampaikan Kepala Negara saat menerima sejumlah asosiasi dan himpunan yang menaungi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/6/2019).

Asosiasi dan himpunan berasal dari Himpunan Pengusaha Mikro dan Kecil Indonesia (Hipmikindo), Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), Asosiasi Industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (Akumandiri), dan Himpunan Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (Hipmikimdo).

Kepala Negara menyampaikan, keinginan mendapatkan masukan-masukan yang utamanya berkaitan langsung dengan peningkatan UMKM di Indonesia.

“Saya ingin pada sore hari ini mendapat masukan-masukan dalam rangka mendesain kebijakan utamanya yang berkaitan dengan usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah yang kita tahu jumlahnya terakhir data yang saya terima 62,9 juta unit usaha di Indonesia,” kata Presiden.

Potensi peningkatan UMKM di Indonesia masih sangat terbuka lebar. Keyakinannya itu didasarkan pada pengalamannya membangun UMKM mulai dari nol sebelum dirinya terjun ke dunia politik.

Menurutnya, Indonesia memiliki kesempatan yang masih sangat longgar untuk mengembangkan usaha-usaha yang ada.

“Peluang-peluang seperti itu marilah kita gunakan sebaik-baiknya baik di usaha jasa, perdagangan, atau industri kecil dan menengah yang saya sendiri mengalaminya mulai dari nol,” tuturnya.

Kepada para pengurus asosiasi dan himpunan yang hadir, Presiden menyinggung apakah UMKM-UMKM yang ada di Indonesia masih memerlukan fasilitas lainnya yang harus disediakan oleh pemerintah.

Namun, Kepala Negara mengingatkan bahwa fasilitas-fasilitas yang nantinya mungkin akan diberikan oleh pemerintah tidak sampai mematikan jiwa kewirausahaan para pelaku UMKM di Indonesia.

“Tetapi juga hati-hati, fasilitas-fasilitas yang terlalu banyak itu kadang-kadang justru melemahkan (jiwa) entrepreneurship dari kita semua. Fasilitas perlu, tetapi jangan sampai melemahkan karakter entrepreneurshipyang kita miliki,” tandasnya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini