Kurangi Beban APBN, Pemerintah Kembangkan Model Pembangunan KPBU

23 Maret 2021, 06:25 WIB

Presiden Joko Widodo saat meresmikan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Umbulan di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur/Biro Pers Setpres

Pasuruan – Model pembangunan kerja sama pemerintah dengan badan usaha
(KPBU) seperti dsala, bentuk proyek-proyek akan terus didorong di Tanah Air
lain sehingga beban APBN ini akan semakin berkurang.

“Pengelolaannya justru swasta yang harus bergerak,” tandas Presiden Joko
Widodo saat meresmikan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan yang
berlokasi di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, Senin (22/3/2021).

Presiden meninjau langsung fasilitas pengolahan air minum yang
pengerjaannya mulai direalisasikan pada 2017 lalu tersebut.

Pembangunan SPAM Umbulan masuk ke dalam daftar Proyek Strategis Nasional dan
merupakan salah satu prioritas pemerintah untuk dapat memberikan manfaat yang
dapat dirasakan masyarakat sekitar.

“Ini air dari sini keadaannya sudah bersih. Langsung bisa dimanfaatkan, tidak
pakai pengolahan yang rumit-rumit,” sambungnya saat peresmian.

Fasilitas tersebut memiliki kapasitas penyaluran air bersih sebesar 4.000
liter per detik dengan air baku pengolahan yang bersumber dari Mata Air
Umbulan.

Selama masa pembangunan, pemerintah melalui proyek Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat melakukan pemasangan pipa transmisi air baku sepanjang 93
kilometer, 2 rumah pompa, 14 unit offtake, dan 17 unit reservoir yang tersebar
di 5 kabupaten/kota.

SPAM Umbulan menyuplai air bersih kepada sejumlah perusahaan daerah air minum
(PDAM) yang nantinya secara bertahap akan mendistribusikannya melalui jaringan
distribusi kepada masyarakat.

Sejumlah PDAM tersebut ialah PDAM Kota Surabaya, PDAM Kabupaten Pasuruan, PDAM
Kota Pasuruan, PDAM Kabupaten Sidoarjo, PDAM Kabupaten Gresik, dan PDAB Jawa
Timur.

Jokowi menegaskan bahwa pekerjaan besar belum berhenti dengan selesainya
pembangunan SPAM Umbulan tersebut.

Sebab, pekerjaan yang selanjutnya harus mulai dikerjakan ialah mengenai
bagaimana menyalurkan air bersih tersebut hingga ke rumah-rumah tangga agar
dampak pembangunan dapat benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

“Tadi saya tanyakan di lapangan, yang baru berjalan itu (kapasitas) 900 liter
per detik, artinya masih ada 80 persen yang harus segera diselesaikan dari
pipa utama sampai masuk ke pipa di rumah tangga. Pekerjaan besarnya ada di
situ,” ucapnya.

“Jangan sampai proyek besarnya jadi, pipa utamanya selesai, tapi untuk masuk
ke rumah tangga terkendala. Praktik yang saya alami ada waduk besar, irigasi
primernya sudah disiapkan, tapi untuk yang sekunder dan tersier tidak ada.
Terus airnya sampai ke sawah lewat mana? Ini juga sama,” imbuh Kepala Negara.

Ditegaskan, proyek pembangunan SPAM Umbulan ini juga dilakukan dengan skema
kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU), yakni sebagian anggaran
berasal dari APBN, sebagian dari APBD Jawa Timur, dan sebagian lainnya dari
pihak swasta.

“Model pembangunan KPBU ini akan terus kita dorong tidak hanya di Umbulan saja
tetapi juga proyek-proyek yang lain sehingga beban APBN ini akan semakin
berkurang dan pengelolaannya justru swasta yang harus bergerak,” tandasnya
lagi. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini