Kutuk Teroris, Laskar Bali dan Baladika Tegaskan Komitmen Kawal NKRI

16 Mei 2018, 20:22 WIB

DENPASAR– Organisasi kemasyarakatan (Ormas) Laskar Bali dan Baladika Bali menegaskan kembali komitmennya untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari upaya pecah belah pihak lain termasuk kelompok teroris

Bersama sejumlah tokoh dan berbagai komponen masyarakat di Bali, kedua ormas mengikuti aksi Doa Kemanusian Untuk Surabaya di Lapangan Monumen Bajra Sandhi, Renon, Denpasar, Selasa (15/5/2018).

Ratusan anggota dua ormas terbesar di Bali itu bergabung dalam satu barisan, beriringan berjalan dari Parkir Timur Lapangan Renon menuju Monumen Banjra Sandhi dengan membentangkan  spanduk mengutuk aksi terorisme.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Laskar Bali Ketut Putra Ismaya mengatakan, Laskar Bali dan Baladika bersama komponen masyarakat Bali lain mempunyai kepedulian terhadap segala situasi sedang dihadapi bangsa Indonesia.

“Aksi ini sebagai bentuk nyata komitmen komponen masyarakat Bali khususnya Laskar Bali dan Baladika untuk ikut bersama menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari upaya pecah belah pihak lain termasuk kelompok teroris,” tegas Ismaya.

Dengan berkumpulnya kedua ormas itu, bukti nyata mereka bergandengan tangan menjaga Bali disamping banyak ormas lain yang kemarin ada hadir dan tokoh politik serta tokoh semua agama demi NKRI.

Ia menegaskan, Laskar Bali sangat mengutuk segala bentuk aksi terorisme karena selain menciptakan rasa ketakutan di tengah masyarakat, juga merongrong keutuhan NKRI.

“Laskar Bali sangat mengutuk segala tindakan aksi terorisme yang mana itu adalah tindakan yang sangat salah, dan merugikan kita Bangsa Indonesia yaitu bangsanya sendiri, saudaranya sendiri,” tegasnya lagi.

Di sisi lain, selama ini menurut dia teroris dalam aksinya selalu mengklaim bagian dari jihad dan syahid sebagaimana ajaran Islam.

Ia percaya hal itu bukanlah bagian ajaran dari Islam. Maka agar tidak terjadinya kesalahpahaman di masyarakat yang justru bisa memecah belah kerukunan hidup antarumat beragama yang selama ini sangat harmonis di Tanah Air.

Pihaknya berharap organisasi umat Islam khususnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan sosialisasi bahwa aksi terorisme bukan bagian dari ajaran Islam.

“Barangkali bisa dengan cara MUI mengeluarkan fatwa bahwa aksi terorisme itu adalah haram,” harap dia.

Ismaya mendukung segala upaya dilakukan Pemerintah Presiden Joko Widodo guna membangun landasan pembangunan  dengan rasa nyaman dan aman sehingga aksi terorisme tidak terulang kembali.

“Kami mendorong DPR bersama pemerintah agar segera membahas Rancangan Undang-Undang Terorisme supaya aparat keamanan mempunyai payung hukum dalam melaksanakan tugas untuk menjaga kesatuan serta kedaulatan bangsa dan negara,” tutup Ismaya. (*)

Berita Lainnya

Terkini