Lembata – Gunung Ile Lewotolok masih mendapat perhatian serius dari
Forkompinda maupun unsur Pemerintah Daerah setempat. Ujar Kapendam IX/Udayana
Jonny Harianto G, pada Kamis (3/12/2020).
Usai erupsi pertama pada Jumat 27 November 2020 dan erupsi besar yang disertai
dengan dentuman pada Selasa 29 November 2020.
Kapendam menjelaskan, bahwa sesuai perintah dari Komando Atas dalam hal ini
Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, melalui Danrem 161/WS,
memerintahkan agar Tim Balak Aju dari Kodam segera melaksanakan tugas
kemanusiaan di Kabupaten Lembata dalam rangka membantu penanganan pengungsi
bencana erupsi Gunung Api Ile Lewotolok.
Tim Balak Aju Kodam tersebut itu meliputi personel dan alat perlengkapan, yang
dalam waktu dekat ini akan berada di lokasi pengungsian. “Dengan kegiatan
pembuatan MCK darurat sejumlah 20 unit dan penyiapan Helipad yang akan
dilaksanakan oleh Tim Denzibang IX/1 Kupang,” sambungnya.
Selain itu, Kapendam juga mengungkapkan bahwa Tim Balak dari Bekang dalam hal
ini Denbekang IX-44-01 Kupang akan mengadakan 1 unit Mobil Dapur Lapangan dan
penertiban administrasi pergudangan bantuan, serta pengadaan pemeriksaan
kesehatan kepada para pengungsi yang akan dilaksanakan oleh Tim Balak dari
Denkesyah 09.04.01 Kupang.
“Perlu disampaikan juga bahwa hari ini di Posko Utama Pengungsian, telah
dilaksanakan Rapat Koordinasi terbatas yang dipimpin langsung oleh Dandim
1624/Flotim Letkol Czi Imanda Setyawan, guna membahas Tanggap Darurat
Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Api Ile Lewotolok,” tuturnya.
Kapendam menegaskan bahwa penerapan protokol kesehatan juga tetap wajib
dilaksanakan dengan upaya memisahkan para pengungsi yang masuk kategori
kelompok usia rentan dari yang lebih muda. (riz)