Jember – Di Aula Lapas Kelas IIA Jember, suasana terasa khidmat saat para narapidana yang menerima Remisi Khusus berkumpul untuk merayakan pencapaian mereka.
Pemberian remisi ini bukanlah sebuah formalitas semata, melainkan wujud penghargaan dari pemerintah kepada mereka yang telah menunjukkan perubahan positif selama masa pembinaan.
Bertempat di sana, Kepala Lapas beserta jajaran pejabat struktural turut menyaksikan momen penuh makna ini, ditemani oleh perwakilan narapidana yang telah mendapat hak istimewa tersebut.
Sementara itu, penyerahan remisi tidak hanya berlangsung di Jember, tetapi juga di seluruh Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan secara virtual.
Acara ini terhubung dengan pusat kegiatan di Lapas Kelas IIA Cibinong, yang dihadiri langsung oleh tokoh penting seperti Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, serta Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Drs. Mashudi.
Dalam pidatonya, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan tidak hanya memberikan ucapan selamat, tetapi juga pesan moral bagi warga binaan.
Ia berharap agar mereka dapat belajar dari kesalahan masa lalu dan terus berusaha untuk berbuat baik demi masa depan yang lebih cerah.
Kalapas Jember, RM. Kristyo Nugroho, menyampaikan kebahagiaannya saat berbicara tentang angka signifikan dari warga binaan muslim yang menerima remisi khusus pada Hari Raya IdulFitri.
Sebanyak 683 narapidana dari total 773 orang mendapat kesempatan untuk merasakan kebahagiaan ini, menjadikannya pencapaian yang patut dirayakan.
Namun, ia juga menjelaskan bahwa ada sebagian kecil narapidana yang belum memenuhi syarat, baik karena masa pidana yang belum cukup, pencatatan dalam register tertentu, maupun alasan lainnya.
Dalam setiap kata yang terucap, terselip harapan besar bahwa remisi ini tidak hanya sebagai bentuk penghargaan, tetapi juga sebagai motivasi bagi para narapidana untuk terus berbenah diri.
Dengan harapan, mereka dapat kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik dan siap menyongsong babak baru dalam kehidupan mereka.
Di balik setiap pemberian remisi, ada cerita transformasi dan perjuangan untuk menjadi lebih baik. Sebuah langkah kecil yang mungkin menjadi awal dari perjalanan yang lebih besar menuju kebebasan dan integrasi sosial.***