Kemudian, tetap kuatnya kondisi IKE tersebut dipengaruhi oleh beberapa komponen pembentuk IKE, yaitu penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu tercatat sebesar 137,5, ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu tercatat sebesar 145,5.
Selain itu, konsumsi barang-barang kebutuhan tahan lama saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu sebesar 119,5. Kondisi IKE Bali tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan IKE Nasional yang tercatat sebesar 110,9.
“Ekspektasi konsumen Provinsi Bali terhadap kondisi ekonomi ke depan juga berada pada kondisi optimis dengan indeks sebesar 149,2 di bulan Februari 2024,”tutur Erwin Soeriadimadja.
Bank Indonesia Harapkan Wesbite PIKBS Lahirkan Persepsi Positif Investor Terhadap Sektor Unggulan di Bali
Lebih lanjut, optimisnya kinerja IEK di Provinsi Bali saat ini dipengaruhi oleh beberapa komponen pembentuk IEK yang tetap terjaga pada area optimis yaitu indeks ekspektasi kegiatan usaha 6 bulan mendatang sebesar 153,5, indeks ekspektasi penghasilan 6 bulan mendatang sebesar 147,5 dan indeks ketersediaan lapangan kerja 6 bulan mendatang sebesar 146,5.
Kondisi IEK Bali tersebut juga lebih tinggi dibandingkan dengan IEK Nasional yang mencapai 135,3 pada periode Februari 2024.
Karenanya, Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Bali melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota se-Bali terus bersinergi dan berkoordinasi erat guna mengawal tetap terjaganya stabilitas pasokan.
Panen Padi Raya di Subak Gadon I Kediri, Pemkab Tabanan Dorong Upaya Pemenuhan Kebutuhan Pangan dan Kendali Inflasi
Kemudian, keterjangkauan harga serta kelancaran distribusi untuk menjaga daya beli masyarakat dan memastikan tingkat inflasi tetap dalam rentang kisaran target. ***