|  | 
| Koster tetap mengingatkan agar jajarannya jangan sampai menempuh cara-cara yang melanggar aturan seperti terlibat dalam grativitasi/ist | 
Denpasar – Gubernur Bali Wayan Koster mengingatkan para pejabat dan
 jajarannya lainya yang dilantik agar jangan sampai menempuh cara-cara yang
 melanggar aturan seperti menerima gratifikasi.
Kata Koster, birokrasi Pemprov Bali agar tidak bekerja normatif atau
 biasa-biasa saja.
Untuk mengakselerasi program prioritas sebagai penjabaran dari Visi Nangun Sat
 Kerthi Loka Bali Melalui Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru,
 Gubernur mendorong jajaran birokrasi bekerja luar biasa.
Penekanan itu disampaikan Gubernur Koster pada pelantikan dan pengambilan
 sumpah/janji pejabat tinggi pratama, pejabat administrator dan pejabat
 pengawas di lingkungan Pemprov Bali di Denpasar, Selasa (29/12/2020).
Menyesuaikan dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, acara pelantikan
 dilaksanakan secara hybrid, kombinasi offline dan online. Acara online digelar
 di Ruang Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur yang dihadiri oleh perwakilan
 pejabat yang dilantik.
Sebagian lagi mengikuti secara online melalui aplikasi zoom dari kantor
 masing-masing.
Acara offline di WSU Kantor Gubernur juga dihadiri Wakil Gubernur Bali
 Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (CokAce), Sekda Provinsi Bali Dewa Made
 Indra dan sejumlah pimpinan OPD Pemprov Bali.
Dalam pengisian jabatan setingkat eselon 2, 3 dan 4 kali ini, Koster
 semaksimal mungkin telah mengupayakan penempatan yang mendekati apa yang
 menjadi keinginan bersama.
“Jadi, penempatan pejabat ini bukan berdasarkan keinginan saya atau yang
 lain-lain. Semua didasari atas kebutuhan untuk menjalankan roda pembagunan,”
 ujarnya.
Disebutkan, lima program prioritas yang harus menjadi perhatian jajaran
 birokrasi yakni bidang 1 (Pangan,Sandang dan Papan), bidang 2 (Kesehatan dan
 Pendidikan), bidang 3 (Jaminan Sosial dan Ketenagakerjaan), bidang 4
 (Adat,Agama,Tradisi,Seni dan Budaya), bidang 5 (Pariwisata).
Kelima program prioritas itu didukung oleh upaya penguatan infrastruktur
 darat, laut dan udara. Upaya mengakselerasi lima program prioritas itu
 membutuhkan dukungan SDM yang secara utuh memahami Visi Nangun Sat Kerthi
 Nangun Bali.
“Bukan hanya sekedar paham, tapi mendalami, menghayati, bisa melaksanakan,
 mengakselerasi, inovatif dan kreatif,” tandasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan SDM yang ideal, selaku gubernur ia berupaya
 memanfaatkan sumber daya yang ada. Kendatipun, menurut penilaiannya, masih ada
 pejabat yang menunjukkan kinerja mengecewakan.
“Yang kinerjanya baik ada, yang sedang-sedang saja juga ada. Saya manfaatkan
 resource yang ada saja. Orang-orang yang dipilih menduduki jabatan tertentu
 adalah mereka yang punya kemampuan mendekati tupoksi, punya integritas dan
 track record yang bagus,” kata alumnus ITB ini.
Kepada para pejabat yang baru dilantik, ia berpesan agar mereka bekerja dengan
 baik, mampu mengukir prestasi yang bagus, bisa bekerjasama dan membangun
 sinergi. Lebih dari itu, mereka juga diingatkan agar tidak pasif dan mampu
 mencari jalan keluar ketika menghadapi persoalan.
“Ketika tidak mengerti, jangan diam. Tapi harus proaktif,” pesannya.
Khusus untuk pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon 2), pria kelahiran Desa
 Sembiran ini mengingatkan agar mereka mampu memahami secara komprehensif,
 mendalam dan detail bidang tugas masing-masing, mulai dari perencanaan hingga
 pelaksanaan.
Selain cakap di bidangnya, ia ingin para pimpinan OPD memiliki akses ke pusat.
 Seorang pejabat eselon 2 (setingkat kadis dan kepala badan) dituntut punya
 pergaulan luas di kementerian.
Ia berpendapat, akses ke pusat itu bisa dimanfaatkan untuk memperoleh anggaran
 untuk mengakselerasi program pembangunan di daerah.
“Akses ke pusat inilah yang saya manfaatkan. Karena jika hanya mengandalkan
 APBD, itu sangat kecil. Cari sumber pendanaan APBN sebanyak-banyaknya. Kalau
 akses saya ke menteri, kepala OPD bisa membuka akses ke jajaran dirjen. Itu
 akan saling melengkapi,” terangnya.
Sejatinya, imbuh Gubernur, bukan hanya dukungan pendanaan yang bisa diperoleh
 dari pusat. Tiap OPD bisa melakukan pendekatan untuk mengkolaborasikan program
 daerah dengan kementerian.
“Di sini dituntut kreativitas dan inovasi. Harus lebih banyak gaul dengan
 kementerian, kalau mengandalkan itu-itu saja, tak akan pernah ada lompatan. Di
 era saya, saya tak mau begitu, mesti ada terobosan,” tambahnya sembari
 mengajak para pimpinan OPD untuk tancap gas di tahun 202
Koster tetap mengingatkan agar jajarannya jangan sampai menempuh cara-cara
 yang melanggar aturan seperti terlibat dalam grativitasi.
Masih dalam arahannya, Gubernur yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDIP Bali
 ini secara khusus menyinggung tentang pelantikan Nusakti Yasa Weda sebagai
 Kadis Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Bali.
Gubernur menjelaskan, Nusakti yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Balai
 Jalan Nasional Wilayah NTB Kementerian PUPR dipilih melalui seleksi terbuka.
Dengan nilai akumulatif 80,27, Nusakti mengungguli dua kandidat lainnya yaitu
 Dewa Ayu Puspa Dewi dan I Gede Cipta Sudewa Atmaja. Sesuai komitmennya,
 Gubernur Koster memilih ia yang menempati peringkat satu dalam seleksi.
“Sebagai orang yang pernah berkecimpung dalam dunia pendidikan, saya memilih
 yang memperoleh skor tertinggi. Kalau saya sampai memilih secara subjektif,
 apa gunanya ada pansel,” ucapnya.
Ia menaruh harapan yang besar terhadap pelantikan Kadis PUPR yang baru karena
 membutuhkan orang kuat untuk menggejot infrastruktur yang dinilai sudah
 tertinggal selama 10 tahun.
Berbekal latar belakang yang dimiliki di Kementerian PUPR, Gubernur Koster
 berharap Nusakti dapat merampungkan sejumlah pekerjaan besar yaitu penataan
 Kawasan Besakih, Gunaksa, proyek normalisasi bendungan dan short cut.
Kepala BKD Provinsi Bali Ketut Lihadnyana menerangkan, pelantikan pejabat
 dilaksanakan untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabatnya memasuki masa
 pensiun, beralih ke fungsional dan meninggal.
Mereka yang dilantik diantaranya 1 orang Pejabat Pimpinan Tinggi
 Pratama/Eselon 2 yaitu Kadis PUPR Nusakti Yasa Weda, 68 Pejabat
 Administrator/Eselon 3 (Kepala Bidang/Kepala Bagian) dan 240 Pejabat
 Pengawas/Eselon IV (Kepala Seksi, Kepala Sub Bagian). (rhm)
 
 
 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 