KabarNusa.com –
 Larangan terhadap keberadaan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) di
 Indonesia dinilai terlalu berlebihan dan lebih karena informasi yang
 salah diterima pemerintah.
“Saya kira reaksi pemerintah terlalu
 berlebihan,” kata Ketua Forum Pendukung Daulah Islamiyyah Amir Mahmud
 kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah.
Menurutnya, sebelum
 bereaksi pemerintah idealnya melakukan klarifikasi terlebih dahulu
 terhadap forum pendukung oraganisasi tersebut di Indonesia.
Kata dia, pemerintah seharusnya terlebih dulu melakukan klarifikasi dan membuka pintu dialog kepada pendukung ISIS di Indonesia.
“Saya
 menduga, pemerintah memperoleh informasi yang salah menyangkut
 keberadaan ISIS,” tukas alumnus Doktor Studi Islam lulusan UIN
 Yogyakarta itu.
Menurut Amir, terlihat jelas bila ada kesengajaan
 Pemerintah, mengangkat isu ISIS dihembuskan sebagai bentuk ancaman
 terhadap NKRI.
Dengan respon yang ditunjukan pemerintah, bersama
 sejumlah aktivis lainnya dia berinisiatif mendirikan Forum Pendukung
 Daulah Islamiyyah untuk memberikan dukungan terhadap ISIS.
“Kami
 menduga Pemerintah memperoleh informasi yang salah mengenai dukungan
 kami terhadap ISIS. Sehingga mereka terburu-buru mengeluarkan larangan,”
 paparnya.
Diketahui, pada pertengahan bulan Juli lalu, alumnus
 veteran pejuang Afghanistan termasuk Afif Abdul Majid telah memimpin
 sebuah forum yang dihadiri sekitar 1500 orang di sebuah masjid di
 Solobaru, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Forum tersebut telah membaiat sekitar 800 orang untuk memberikan dukungan terhadap ISIS.
“Baiat
 yang telah kami lakukan bukan  peristiwa luar biasa. Sebab baiat ini
 hanyalah sebuah ikrar dukungan terhadap keberadaan sebuah daulah
 Islamiyyah,” tuturnya.
Pihaknya belum berfikir untuk
 mengembangkan forum itu menjadi sebuah gerakan dan organisasi. Dukungan
 kita masih pada tingkat wacana.
“Isu ISIS ini memang sengaja digulirkan untuk sebatas menaikkan tingkat kepercayaan masyarakat saja,” tutupnya.(tyo)
 
 

 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 