Lewat Rakor, Tingkatkan Sinergitas Potensi SAR di Bali

24 Maret 2017, 09:08 WIB

BADUNG – Keberhasilan pelaksanaan operasi SAR dilaksanakan Kantor SAR Denpasar selama ini tidak terlepas dari peran aktif potensi SAR karenanya sinergitas semua potensi itu perlu terus ditingkatkan.

Upaya menyatukan persepsi dan pemahaman bersama potensi SAR sangatlah diperlukan untuk membangun koordinasi yang baik serta sinergitas yang proporsional.

Lewat Rakor (Rapat Koordinasi) SAR Provinsi Bali 2017 diharapkan dapat mewujudkan hal tersebut. Rakor SAR akan berlangsung pada hari Kamis (23/3) hingga, Jumat (24/3/17) bertempat di Hotel Golden Tulip, Jalan Sunset Kuta, Badung.

Sebagai unit pelaksana Basarnas (Badan SAR Nasional) wilayah kerja Provinsi Bali, Kantor SAR Denpasar, dituntut meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan potensi SAR terhadap kesiapan penanganan kecelakaan penerbangan, pelayaran, serta kondisi-kondisi bencana yang membahayakan jiwa manusia.

Basarnas memiliki tugas pokok dan fungsi pada bidang pencarian dan pertolongan, sekaligus sebagai leading sector, yang dibunyikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia no 29 tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan.

Rakor SAR Provinsi Bali dibuka Deputi Bidang Operasi SAR Basarnas, Mayjen TNI Heronimus Guru. Kegiatan mengusung tema “Sinergi Basarnas dan Potensi SAR dalam Peningkatan Kecepatan (Respon Time) Pelayanan SAR pada Kecelakaan Kapal di Bali dan Sekitarnya”.

Secara khusus dibahas tentang pelaksanaan operasi SAR pada kecelakaan kapal dan medical evacuation (Medevac). Turut mengundang Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar dan Kantor Imigrasi selaku nara sumber.

Heronimus menekankan tentang pentingnya terselenggaranya Rakor SAR di Provinsi Bali. Menyinergikan persepsi serta pola tindak pada saat di lapangan dapat juga sebagai factor penentu keberhasilan operasi SAR.

“Tidak ada lagi terdengar ego sectoral oleh masing-masing instansi terkait,” tegas Heronimus. Menurutnya pelaksanaan operasi SAR bisa berjalan dengan tepat, cepat dan benar apabila dilaksanakan berdasarkan system manajemen SAR yang baik.

Dimana terdapat lima tahap kegiatan SAR yakni menyadari, tindak awal, perencanaan, operasi SAR dan akhir penugasan, juga didukung dengan lima komponen terdiri dari organisasi, fasilitas, komunikasi, perawatan darurat dan dokumentasi.

Menurut data operasi SAR sebulan terakhir ini terdapat 2 kali permintaan untuk medical evacuation (Medevac) di perairan Bali. Bali menjadi tempat yang strategis bagi kapal-kapal besar berbendera asing meminta bantuan untuk medevac.

Disamping mudahnya mengakses Rumah Sakit Internasional yang dapat mengklaim asuransinya, Bali merupakan salah satu wilayah dengan Bandara udara Internasional yang memiliki rute penerbangan hampir ke seluruh negara di dunia.

Deputi Bidang Operasi SAR Basarnas mengingatkan, kegiatan Medevac seperti ini harus terintegrasi antara semua instansi yang berwenang, diantaranya kesehatan pelabuhan, kantor imigrasi, polisi perairan, dan kantor syahbandar.

“Dengan memperhatikan tema dari Rakor SAR ini, saya mempertegas, jadikanlah Rakor SAR ini sebagai wadah untuk mencari solusi setiap permasalahan yang ditemukan saat pelaksanaan operasi SAR di lapangan,” tutupnya. (gek)

Berita Lainnya

Terkini