Lima Korban Selamat Dievakuasi dari Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Korban Meninggal Lima Orang

Tim Gabungan Search and Rescue (SAR) mengevakuasi lima orang korban selamat dari reruntuhan gedung Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jatim

2 Oktober 2025, 04:53 WIB

Sidoarjo -Tim Gabungan Search and Rescue (SAR) berhasil mengevakuasi lima orang korban selamat dari reruntuhan salah satu gedung Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, hingga Rabu (1/10) pukul 22.00 WIB.

“Hari ketiga pascakejadian atau Rabu (1/10) hingga pukul 22.00 WIB sebanyak lima orang berhasil dievakuasi dalam kondisi masih hidup,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D.

Dari lima penyintas yang ditemukan, satu orang berada dalam kondisi kritis dan segera dilarikan ke RSUD Sidoarjo untuk penanganan medis khusus, sementara korban selamat lainnya juga langsung mendapat perawatan.

Namun, dalam upaya pencarian di hari yang sama, Tim SAR gabungan juga menemukan dua korban dalam kondisi meninggal dunia.

Penemuan ini menambah data jumlah korban meninggal dunia akibat insiden kegagalan konstruksi tersebut menjadi lima orang. Jenazah langsung dibawa ke RS Siti Hajar.

Muhari menjelaskan pada Rabu malam, Tim SAR gabungan melakukan asesmen ulang untuk memastikan tanda-tanda kehidupan terhadap satu dari enam orang yang sebelumnya terdeteksi terjebak hidup di balik reruntuhan.

Lokasi korban yang terakhir ini berada di posisi yang cukup sulit dan menantang, membutuhkan strategi khusus agar tim maupun korban tetap selamat.

“Dalam kondisi ini, penggunaan alat berat berpotensi menambah risiko semakin tinggi. Sebab, struktur bangunan yang runtuh sangat labil terhadap guncangan. Apabila dipaksakan, dikhawatirkan justru mengancam nyawa,” jelasnya.

Jika tidak lagi ditemukan tanda-tanda kehidupan, BNPB bersama Basarnas dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan bermusyawarah dengan keluarga korban.

Harapannya, operasi SAR babak baru menggunakan alat berat dapat segera dilaksanakan untuk mengangkat seluruh korban, sesuai kesepakatan keluarga.

Data sementara per Rabu (1/10) pukul 23.00 WIB menunjukkan, sekitar 59 orang masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan. Angka tersebut diperoleh dari daftar absensi pihak pondok pesantren dan laporan kehilangan dari keluarga.

Muhari menambahkan dinamika data yang berubah disebabkan oleh berbagai hal, termasuk nama-nama yang sebenarnya selamat atau tidak berada di lokasi kejadian namun belum melapor. ***

Berita Lainnya

Terkini