LSM Sayangkan Penanganan RSUD Negara Saat Tangani Korban Calonarang

20 Oktober 2015, 20:30 WIB
Kordinator%2BFKMJ%2BNengah%2BRidja
Koordinator FKMJ Nengah Ridja,

Kabarnusa.com
Meninggalnya I Komang Ngurah Trisna Para Merta (14), remaja putus
sekolah asal Lingkungan Delod Bale Agung, Kelurahan Tegalcangkring,
Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali karena tertusuk keris saat pementasan
calonarang mengundang keprihatinan banyak pihak.

Ditambah lagi, dugaan kelalaian pihak RSUD Negara saat melakukan penanganan terhadap korban juga sangat disayangkan..

Hasil
pemeriksaan dokter di RSUD Negara dengan hasil autopsi pihak Forensik
RSUP Sanglah, Denpasar, kenyataannya bertolak belakang. Hal ini kian
menguatkan dugaan bahwa pihak RSUD Negara lalai dalam penanganan korban 

LSM Fron Kebangkitan Masyarakat Jembrana (FKMJ) menyayangkan
pihak RSUD Negara. Bahkan dia mengecamnya karena dinilai telah
bermain-main dengan keselamatan atau nyawa orang.

“Tidak bisa
dipungkiri, pihak RSUD Negara ikut andil, Coba kalau tidak lalai
menangani korban, mungkin tidak sampai meninggal,” terang Kordinator
FKMJ Nengah Ridja, Selasa (20/10/2015.

Menurutnya, karena penanganan yang gegabah oleh pihak RSUD Negara, satu nyawa warga Jembrana melayang.

Beruntung
pihak kelujarga korban tidak mempermasalahkan masalah ini. Namun jika
pihak keluarga menuntut menurut Ridja akan menjadi polemik
berkepanjangan di Jembrana.

“Kami sayangkan pelayanan kesehatan
dari RSUD Negara. dari dahulu sering dikeluhkan, tetapi tidak ada upaya
perbaikan,” krtik Ridja.

Kedepannya, dirinya mengharapkan pihak
rumah sakit selalu meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Bekerja lebih profesional sehingga tidak lagi kedepan berjatuhan korban
karena salah dalam penanganan medis.

Kepada pihak pemerintah
daerah, Ridja mengharapkan segera melakukan pembenahan menyeluruh di
tubuh RSUD Negara dan merekrut tenaga medis yang profesional.

Tenaga
yang direkrut haruslah ahli dibidangnya karena pelayanan dan penanganan
rumah sakit menyangkut nyawa orang atau masyarakat.

Sebelumnya,
Direktur RSUD Nengara dr Made Dwipayana kepada sejumlah wartawan
mengakui kesulitan menangani korban lantaran korban bertubuh gemuk.

Pihaknya kesulitan mengukur kedalaman luka tusuk korban lantaran tertutup oleh lemak.

Untuk
dikertahui, dari pemeriksaan dokter jaga RSUD Negara saat korban dibawa
ke UGD RSUD Negara, dokter jaga hanya menemukan luka tusuk korban hanya
sedalam 1 cm, tidak melukai usus dan hanya dijahit serta diberikan obat
anti infeksi untuk selanjutnya korban dipulangkan.

Namun akhirnya korban dibawa kembali ke RSUD Negara beberapa saat kemudian dengan keluhan mual dan muntah-muntah.

Nahas
korban akhirnya meninggal dalam penanganan pihak RSUD Negara. Diagnosa
doker saat itu korban dinyatakan meninggal karena asam lambung dan gagal
jantung.

Usai jenazah korban diautopsi, ternyata diketahui
korban meninggal akibat luka tusuk korban sedalam 16 cm dan mengalami
luka tusuk/iris pada usus halus dan usus besar serta mengalami infeksi
keseluruhan.(dar)

Artikel Lainnya

Terkini