Mabes Polri Terus Buru Penyebar Berita Hoax

21 September 2017, 07:10 WIB
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasito/foto:bid hms polda bali

DENPASAR – Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Irjen Pol. Drs. Setyo Wasisto menegaskan dengan dukungan infrastruktur kelembagaan yang ada kepolisian akan terus mengejar penyebar berita hoax yang meresahkan masyarakat.

Hal itu ditegaskannya saat bincang santai dengan warga netizen Bali di Hotel Segara Village, Sanur, Rabu (20/9/2017).

Hadir dalam bincang santai itu, Wakapolda Bali Brigjen Pol. Drs. I Gede Alit Widana, Setditjen Aplikasi Informatika Kemenkoinfo Maryam F. Barata, Koordinator Nasional Tim Reaksi Cepat Perlindungan Anak Naomi Lania.

Acara yang bertemakan “Mitra Humas Bersama Polri Membangun Budaya Positif Dalam Bermedia Sosial” digelar untuk mengakomodir para netizen agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.

Di era digital ini, banyak masyarakat Indonesia sudah masuk di dunia maya, sehingga perlu diwaspadai tentang baik buruknya penggunaan media sosial.

Dihadapan ratusan netizen perwakilan seluruh kabupaten se-Bali, Irjen Wasisto mengatakan, paradigma baru di Divisi Humas Polri sejak 2017 mempunyai Biro Multimedia.

Ada tiga satuan kerja yang baru dibentuk oleh Kapolri atas seizin Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, diantaranya Direktorat Cyber di Bareskrim Polri, Direktorat Keamanan Khusus di Baintelkam Polri dan Biro Multimedia di Divisi Humas Polri.

Tugasnya adalah cyber patrol atau patroli di dunia maya. Selain itu, juga melakukan kontra narasi dan kontra opini. Berdasarkan data dari Dirjen Menkominfo bahwa mulai bulan Juni sampai sekarang, penggunaan internet paling tinggi digunakan oleh Divisi Humas Polri.

Untuk menyikapi hal tersebut, Polri sudah menyiapkan diri mulai dari infrastruktur, suprastruktur hingga personel yang akan membidangi. Buktinya ketika melakukan patroli terhadap akun-akun yang mengejek Pemerintah Indonesia dan penyebar berita hoax yang dapat menimbulkan perpecahan dan permusuhan.

“Dengan kerja keras akhirnya bisa mendapatkan siapa pemilik akunnya dan memprofil pemilik akun, sehingga bisa orangnya ditangkap,” tandasnya. Polisi sebagai penegak hukum, ingin internet itu digunakan untuk hal-hal yang baik. Jangan mencet dulu baru mikir.

“Sampai sekarang belum ada yang mampu menghapus jejak digital, kalau sudah masuk dunia maya belum bisa ada yang menarik,” ucap mantan Waka Baintelkan Polri ini.

Dikatakan, penggunaan internet ini adalah hal yang bermaanfaat sehingga manfaatkan sebaik-baiknya. Dampak negatif penggunaan internet sangat banyak, dampak positifnya juga lebih banyak lagi.

Jika instagram, facebook, line dan tweeter ditutup pemerintah maka banyak orang yang akan dirugikan.

Dia optimis masih banyak yang bermaanfaat dari penggunaan internet. Untuk itu dia mengajak untuk menggelorakan berinternet yang bermanfaat, berfaidah, beretika sehingga semua mendapatkan manfaat. (gek)

Berita Lainnya

Terkini