Makepung di Jembrana Tak Mampu Dongkrak Wisatawan Asing

20 April 2015, 20:16 WIB

Kabarnusa.com – Makepung yang merupakan salah satu warisan budaya dan ikon Kabupaten Jembrana, Bali, ternyata belum maksimal bisa mendongkrak pariwisata.

Acap kali tradisi ini digelar baik itu melalui ajang Bupati Jembrana Cup atau kegiatan lainnya, ternyata tidak mampu menarik kunjungan wisatawan manca negara. Bahkan nyaris tanpa kunjungan turis asing.

Pasalnya, selain terkendalan infrastruktur jalan yang menghubungan Denpasar-Jembrana tidak mendukung, sehingga jarak tempuh relatih jauh dan lama.

Juga, karena atraksi pacuan sepasang kerbau ini dicap ajang penyiksaan oleh beberapa negara di dunia yang dikenal dengan penyayang binatang.

Aksi memukul pantat kerbau dengan cemeti rotan berisi paku-paku hingga berdarah oleh joki Makepung, agar sepasang kerbau itu lari kencang ternyata kurang diminati turis asing, khususnya dari Benua Eropa lantaran dianggap penyiksaan terhadap binatang dan tergolong sadis.

Ketua Jembrana Tourism Board (JTB), I Nyoman Yudi Wartono, mengatakan, kegiatan lomba Makepung yang diikuti blok Ijogading Barat dan Ijogading Timur sejatinya cukup menarik dari sisi pariwisata.

Bahkan, sudah diakui sebagai salah satu warisan budaya dan ikon Jembrana. Hanya saja memang Makepung ini, terkendala kunjungan lantaran aksi joki memukul kerbau yang dianggap kurang menarik.

Menurutnya, Makepung itu menarik, tapi jadi tidak menarik karena dianggap ada penyiksaan. Turis Eropa khususnya kurang berminat ada tontonan seperti itu.

Hal senada juga diungkapkan pelaku pariwisata lainnya, I Putu Wijaya. Bila kebiasaan itu bisa dihilangkan atau diganti dengan cambuk atau cemeti biasa tanpa paku, akan lebih ramah dan menarik perhatian wisman.

“Saya rasa bisa, kalau ingin memajukan wisata khusunya Makepung. Karapan sapi di Madura saja bisa tanpa harus melukai,”  ujar pengelola Hotel dan Restoran Ratu ini.

Pemerintah lewat Dinas terkait bisa ikut membantu dengan mengumpulkan dan mesosialisasikan para pemilik pacuan untuk mengubah kebiasaan tersebut. 

Menurutnya yang paling penting adalah komitmen mengembangkan pariwisata Jembrana lebih maju.

Di sisi lain, Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Dikporabudpar Jembrana, I Nyoman Partika di sela-sela latihan di Sirkuit Makepung Delodberawah juga berharap para joki agar menggunakan cambuk yang tidak menggunakan paku. Terutama jika kegiatan Makepung itu untuk tontonan pariwisata.

Karena hal tersebut memang dianggap sebagai penyiksaan binatang  dan k edepan pihaknya perlu melakukan langkah persuasif dengan ‘sekaa mekepung’ agar penggunaan cambuk menggunakan paku bisa diubah dengan cemeti yang tidak melukai binatang. Terutama jika untuk tontonan pariwisata.

“Ini memang menjadi kendala kurang minat dari wisatawan asing terutama dari eropa karena dianggap penyiksaan. Disamping faktor utamanya infrastruktur yang menghubungkan Denpasar-Jembrana kurang mendukung,” terang Partika.(dar)

Berita Lainnya

Terkini