KabarNusa.com – Indonesia dianugerahi kekayaan alam melimpah namun sayangnya potensi sumber daya alam itu tidak diimbangi dengan sumber daya manusia yang unggul.
“Keunggulan SDA itu bila tidak dibarengi dengan keunggulan SDM maka sama sekali tidak ada artinya,” Menteri Ketenagakerjaan Indonesia M Hanif Dhakiri di Denpasar Kamis (13/11/2014).
Klau ada orang mengatakan bangga karena dia orang kaya, maka itu sama dengan cara pikir kolonial.
“Dia berpikir kalau dia kaya SDA tidak perlu benahi SDM. Padahal SDA itu tidak ada artinya kalau secara SDM masih rendah dan tertinggal,” ujar Hanif.
SDM Indonesia harus terus dibenahi karena dalam dunia kerja, skill, spiritual, sangat dibutuhkan dalam persaingan global.
Pada Agustus 2014 masih ada pengangguran sebanyak 7,24 orang sementara jumlah kesempatan kerja di Indonesia sangat minim.
Menyambut MEA, Indonesia akan memasukan variabel-variabel yang diperlukan untuk memperkuat ketahanan nasional.
Sebut saja, ada kewajiban tenaga kerja asing itu bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
“Kita tidak mau kalau tenaga kerja asing itu hanya bisa mengucapkan selamat pagi dan terima kasih,” ujarnya.
Karenanya, BLK di seluruh Indonesia akan diaudit untuk mengetahui kondisi BLK, dari sisi sarana, fasilitas, manajemen pelatihan dan sebagainya.
Pemerintah akan melakukan intervensi secara bertahap agar BLK dapat dioptimalkan.
Pada kesempatan ini, Hanif membuka secara resmi Rapat Koordinasi Bidang Pelatihan dan Produktifitas (Lattas) yang berlangsung di Denpasar.
Rapat diikuti para UPT dari berbagai provinsi di Indonesia, para stakeholder, para kepala dinas tenaga kerja kabupaten dan kota dari berbagai daerah di Indonesia.
Turut hadir Komisaris dan Direksi PT CTI Group Worldwide Service Mr Liam Stapelton selaku Vice President for Human Resources and Bussiness Development PT CTI Group. (kto)