![]() |
Kopi Luwak Pupuan diminati wisatawan manca negara dan sudah diekspor |
TABANAN – Selain dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi robusta dan arabika, Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan, Bali ternyata dikenal juga sebagai penghasil kopi luwak. Bahkan kopi luwak asal Kecamatan Pupuan ini telah tersebar luas di sejumlah kota besar di Indonesia dan menembus pasar ekspor.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Tabanan Roemi Liestyowati membenarkan bial kopi luwak asal Pupuan telah sejak lama beredar di sejumlah kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung dan Medan.
“Selain itu juga sudah menyebar ke luar negeri karena kopi luwak Pupuan sering dijadikan oleh-oleh para wisatawan dari manca negara yang berkunjung ke Bali,” katanya di sela-sela acara pameran UMKM di Gedung Maria, Tabanan, Rabu (23/11/2016)
Sementara itu, Petani kopi luwak asal Desa Pujungan, I Wayan Dira menuturkan selain dipasarkan di sejumlah restoran di Nusa Dua dan Kuta, kopi luwak yang dihasilkannya juga telah diekspor ke Hongkong, Korea dan Jepang.
“Produksi kopi luwak kami sekitar 1,5 ton per tahun dalam bentuk biji. Selain dipasarakan di restoran dan hotel, juga diekspor,” kata pemilik UD. Cipta Lestari ini saat diwawancarai kabarnusa.com.
Dira yang memiliki 40 ekor luwak atau musang ini menambahkan, kopi luwak yang mulai diproduksinya sekitar tahun 2008 ini memiliki prospek yang cukup cerah karena harganya yang lumayan mahal. Kopi luwak dalam bentuk bubuk, menurut Dira harganya mencapai sekitar Rp 1 juta /Kg.
“Di restoran dan hotel berbintang di Nusa Dua dan Kuta, secangkir kecil kopi luwak harganya berkisar Rp 25 – 75 ribu. Sedangkan di sejumlah kafe di Pupuan dan Tabanan harganya berkisar Rp 10 – 25 ribu,” katanya.
Menurut Dira, mahalnya harga kopi luwak tersebut karena kopi luwak di pasaran langka dan proses produksinya yang cukup rumit yakni melalui proses fermentasi di dalam perut luwak. Biji kopi yang dijadikan makanan luwak juga dipilih yang berkualitas, benar-benar tua dan bewarna merah.
“Biji kopi utuh yang sudah dimakan luwak ini, setelah difermentasi di dalam perut luwak, dikeluarkan bersamaan dengan kotorannya. Sebelum diproses lebih lanjut menjadi kopi bubuk, biji kopi ini harus dibersihkan dan dijemur terlebih dulu,” terang Dira saat ditanya tentang proses pembuatan kopi luwak. (gus)