Kabarnusa.com – Terpentalnya Ketut Suwandhi dalam tahapan pencalonan wali Kota Denpasar merubah peta politik menyusul manuver Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bisa membuat Koalisi Bali Mandara (KMB) goyah dalam mengusung bakal calon pengganti Suwandhi.
sebelumnya jika Suwandhi dan Arjaya tetap maju, Pilwali Kota Denpasar hanya menyuguhkan pertarungan head to head dengan duet incumbent yang diusung PDIP, Rai Mantra-Jaya Negara.
Namun, setelah terpentalnya Suwandhi dengan status tidak memenuhi syarat (TMS(, panggung Pilwali Denpasar tahun ini berpeluang menyuguhkan pertarungan tiga pasangan kandidat.
Penantang pertama yang akan bersaing dengan Rai Mantra-Jaya Negara merebut kekuasaan Kota Denpasar adalah pasangan calon baru yang bakal diusung KBM.
Sebagaimana diketahui, usai Suwandhi menyatakan tidak melanjutkan tahapan proses Pilwali Denpasar, KBM siap mengusung I Made Arjaya sebagai pengganti Suwandhi.
Jadwal pendaftarannya dibuka setelah tanggal 24 Agustus mendatang. Hingga saat ini KBM masih mengutak-atik calon pendamping Arjaya.
Calon lain yang berpeluang menjadi ‘kuda hitam’ untuk menantang jagoan PDIP dan KBM adalah calon yang kemungkinan akan diusung koalisi PKS dan Demokrat.
Koalisi dua partai ini sudah memenuhi syarat minimal untuk bisa mengusung pasangan calon sendiri. Belakangan ini, PKS gencar menggoda Demokrat untuk berkoalisi mengusung pasangan calon sendiri.
Jika koalisi PKS-Demokrat terwujud, KBM yang menyisakan Golkar dan Gerindra masih bisa mengusung Arjaya dan pasangannya.
Sebagaimana diketahui, PKS telah melancarkan manuver politik yang membuat KBM terancam retak.
PKS yang menjadi partai pendukung dalam KBM saat mengusung Suwandhi-Arjaya, tak mendukung Arjaya ‘naik kelas’ jadi calon walikota.
PKS justru mendorong ketua DPC Demokrat Kota Denpasar, AA Susruta Ngurah Putra, sebagai calon walikota.
Padahal, nama Susruta disiapkan KBM sebagai salah satu kandidat pendamping Arjaya.
“Kalau Gung Susruta yang jadi calon walikota, kami dorong. Kami bersedia mencarikan rekomendasi. Tapi kalau bukan Gung Susruta, tidak,” tegas ketua DPD PKS Kota Denpasar, Hilmun Nabi, di Denpasar, Rabu (12/8/2015).
Soal calon wakilnya, PKS menyerahkan kepada Susruta untuk menentukan sendiri pendampingnya.
Alasan PKS, karena berdasarkan hasil survei, tingkat elektabilitas Susruta berada di bawah Suwandhi.
Selain itu, tokoh Puri Gerenceng itu memiliki gagasan brilian untuk membangun Kota Denpasar sehingga layak diberi kesempatan untuk jadi calon walikota.
Susruta dinilai sebagai calon yang tepat untuk menandingi kekuatan calon incumbent. Hingga kini belum ada konfirmasi dari Susruta.
Kendati demikian, Susruta sudah meminta form surat pengunduran diri sebagai anggota dewan ke sekretaris dewan (Sekwan) DPRD Kota Denpasar.
Apakah Susruta tergoda rayuan PKS? Ataukah seperti pernyataan sebelumnya siap menjadi calon wakil walikota mendampingi Arjaya? Tetap saja, Semua Kemungkinan ke arah itu tetap terbuka. (kto)