![]() |
Ketum Majelis Sinergi Kalam (Masika)ICMI Fery Kurnia Rizkiansyah |
JAKARTA– Tantangan Indonesia bukan menyiapkan anak didik yang pintar dan cerdas saja lebih dari itu bagaimana dunia pendidikan mampu menciptakan gerenasi yang berakhlak dan memiliki karakter bangsa.
Ketua Umum Majelis Sinergi Kalam (Masika) Ikatan Cendekiawan Muslim Selndonesia (ICMI) Ferry Kurnia Rizkiansyah dalam pernyataanya dalam refeksi Hari Pendidikan Nasional, Rabu 2 Mei 2018.
Tantangan pendidikan nasional lainnya, menurut Ferry, adalah bukan hanya menciptakan anak didik yang pintar dan cerdas, namun juga berakhlak dan memiliki karakter yang sesuai dengan karakter bangsa ini.
“Tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia. Sayangnya sekarang direduksi sebatas menghasilkan lulusan-lulusan yang siap pakai di dunia kerja. Dunia pendidikan diibaratkan hanya menciptakan mur atau baut bagi mesin-mesin industri,” ungkapnya.
Mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum ini, juga menilai dunia pendidikan Tanah Air masih memiliki beberapa kendala yang berkaitan dengan mutu pendidikan, di antaranya keterbatasan akses pada pendidikan, jumlah guru yang belum merata, serta kualitas guru.
Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) naik peringkat menjadi katogori tinggi atau high human develompment, menembus angka 70,81 pada 2017. Level itu naik 0,63 poin atau tumbuh sebesar 0,90% dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
“Namun hal itu belum cukup memuaskan, ” kata Ferry menegaskan.
Guru merupakan ujung tombak masalah pendidikan di Indonesia. Selain kualitas yang harus ditingkatkan, distribusi guru di Tanah Air saat ini menurutnya juga belum merata.
Di kota-kota besar kita kelebihan guru. Sementara di daerah desa dan pelosok, jumlah guru masih sangat minim.
Persoalan lain terkait guru, selama ini kurang mengapresiasi guru. Faktor kesenjangan kesejahteraan menjadi penyebab. Gaji guru di kota jauh lebih besar dibandingkan guru di desa.
“Ini juga yang membuat banyak yang enggan menjadi guru di pedesaan atau pelosok,” sesalnya.
Ia juga mengungkapkan, aset terbesar bangsa Indonesia bukanlah kekayaan alam atau hasil bumi, melainkan sumber daya manusianya. Manusia terdidik dan tercerahkan adalah kunci kemajuan bangsa.
Jumlah SDM di Indonesia memang melimpah ruah, namun sayangnya belum diimbangi kualitas yang memadai untuj bisa berkompetisi di kancah global. Masalah ini yang membuat kita masih harus bekerja keras untuk bisa sejajar dengan bangsa-bangsa besar dunia.
“Pembangunan negara tidak hanya dilihat dari peningkatan ekonominya saja, tetapi bagaimana kualitas sumber daya manusianya. SDM berkualitas adalah prioritas yang harus dibenahi pemerintah,” demikian Ferry. (rhm)